“Karena dari hasil evaluasi, ada beberapa traffic light yang terlalu lama sehingga harus dipercepat,” paparnya.
Selanjutnya, petugas yang berjaga di lokasi juga akan ditambah, sehingga ketika terjadi kepadatan arus lalu lintas akan diurai secara manual.
Menurutnya, kepadatan arus lalu lintas yang ditimbulkan oleh rekayasa lalu lintas di Jalan Otista tidak terjadi di semua ruas jalan. Seperti halnya di Jalan Suryakencana (Surken) yang lebih lancar dari arus lalu lintas di titik lain.
Bima Arya mengakui bahwa belum semua masyarakat mengetahui rute pengalihan lalu lintas.
“Pantauan saya Surken baru 20 persen (jumlah kendaraan yang melintas dibanding hari biasa). Sedangkan yang melalui bondongan lebih padat lagi ya, karena di beberapa titik menjadi hambatan, ada parkir badan jalan, ada pasar dan sebagainya,” katanya.
Keberadaan parkir liar atau parkir badan pun akan segera disterilisasi sehingga arus lalu lintas tidak terhambat.
“Kita juga akan hitung lagi dari Pajajaran menuju pusat kota volumenya. Ketika padat sekali, jadi akan kita coba melakukan treatment dengan menambah petugas dan penyesuaian lampu traffic light,” ujar Bima Arya memungkas. (Ris)