Bogor24Update – Pembangunan lanjutan Masjid Agung Kota Bogor tahun 2023 mengalami keterlambatan khususnya pada kegiatan konstruksi menara.
Kepala Bidang Tata Ruang dan Bangunan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Dadan Hamdani menuturkan, progres pembangunan sekarang sudah mencapai 57,5 persen dengan mengalami keterlambatan sebesar 13 persen.
Kendati demikian, DPUPR yang menggawangi proyek tersebut memastikan akan berusaha mengejar pekerjaan agar rampung di akhir tahun.
“Kalau dengan kontrak berakhir 8 Desember 2023. Tapi diprediksikan akan lewat dari kontrak. Mudah-mudahan secara umum yang struktur finishing bisa selesai,” ungkap Dadan, Senin, 30 Oktober 2023.
Dipaparkan Dadan, ada beberapa faktor yang terjadi di lapangan, salah satunya dulu ada penyesuaian gambar lantaran kegiatan ini pembangunan lanjutan.
“Pertama ada penyelesaian gambar dengan lapangan, karena ini pekerjaan lanjutan. Jadi pas dilakukan bore pile, penggalian dan sebagainya itu ada yang tidak diperkirakan, termasuk ada coran di dalam tanah dan sebagainya,” terangnya.
Kemudian, keterlambatan bahan material dari pihak pelaksana pekerjaan dan selama tiga bulan awal pelaksanaan itu kurang bagus secara managementnya.
“Nah, sekarang direkturnya langsung mantau turun ke lapangan dan sudah ada perkembangan. Cuma memang agak telat datangnya, harusnya dilakukan dari awal pemantauan langsung oleh direktur ini,” tambahnya.
Dadan menjelaskan, untuk pekerjaan finishing ini selain menara, juga ada interior lantai atas keramik mezzanine, facade kaca atau tampilan utara, selatan, dan barat.
Kemudian, kaligrafi di bagian dalam dan di luar ada pekerjaan pagar serta jembatan yang akan menghubungkan Masjid Agung dengan Pasar Kebon Kembang.
“Untuk pekerjaan yang lain aman, namun yang terlambat pengerjaan menara agak kesulitan terutama kalau sudah ke atas,” kata Dadan.
Secara keseluruhan, menara ini memiliki ketinggian 51 meter dan akan dilengkapi dengan fasilitas lift dan juga menara pandang di bagian atas.
Berkaitan dengan keterlambatan pekerjaan, Dadan menyebut pihaknya sudah melayangkan surat teguran kedua terhadap kontraktor pembangunan Masjid Agung.
“Kami sudah layangkan teguran pertama, kemudian ada pembuktian bisa tidaknya atau test case pengerjaan. Kemudian kedua di-test case lagi berapa persen bisanya dikerjakan. Itu adalah SOP apabila mereka minus lebih dari 10 persen,” tegasnya.
“Mereka itu masih kesulitan untuk pekerjaan menara di bekisting dan pembesian. Kami sudah ada rapat untuk progres dan evaluasi agar ada percepatan terutama di menara,” terang Dadan.
Seperti diketahui, pembangunan lanjutan Masjid Agung Kota Bogor dikerjakan selama 210 hari kalender oleh PT Bumi Putri Silampari dengan nilai Rp33.123.456.789.