Bogor24update – Sidaguri atau bernama latin Sida Rhombifolia merupakan tanaman perdu dengan bunga berwarna kuning yang tumbuh liar ternyata memiliki peranan bagi kesehatan.
Baru-baru ini, peneliti IPB University mengembangkan tanaman Sidaguri sebagai salah satu bahan baku obat tradisional untuk penyakit asam urat.
Pengembangan inovasi dan komersialisasi obat herbal antigout ini diluncurkan di IPB International Convention Center Bogor, pada Kamis 26 Januari 2023.
Peneliti IPB University, Prof Dyah Iswantini Pradono mengatakan, seperti diketahui Indonesia merupakan negara dengan kekayaan biodiversitas atau keanekaragaman hayati terbesar kedua dunia.
Kondisi itu membuatnya tertarik melakukan penelitian berbasis biodiversitas untuk menjadikan sebuah produk obat herbal dari bahan baku salah satunya Sidaguri.
“Penelitian ini kami lakukan sejak 2003 bersama dengan tim. Alhamdulillah kami terus lakukan, dan dengan pendanaan-pendanaan akhirnya bisa mengakselerasi untuk komersialisasi produk kami,” kata Prof Dyah.
Produk dengan tagline “BioLuric Datang Asam Urat Menghilang”, lanjut Prof Dyah, sekarang selain telah memperoleh standarisasi produk, juga lisensi dan kolaborasi dengan PT Biolife Indonesia.
“Alhamdulillah, kami sudah mendapat merek dan izin edar dari BPOM. Ini tentu saja tidak lepas dari peneliti-peneliti kami, dan terima kasih PT. Biolife Indonesia yang terus bersinergi menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat,” tandasnya.
Ia menambahkan, produk BioLuric merupakan pengembangan dari produk sebelumnya bernama Nuric yang mengandung bahan baku Sidaguri dengan ekstrak Seledri. Namun saat ini komposisi tiap kapsul ditambah ekstrak Tempiyung.
“Sidaguri dan Seledri ini hanya penurunan kadar asam urat dalam darah dan antiradang saja. Tapi asam urat itu masih di dalam tubuh, harus diekspresikan, maka ditambahkan Tempiyung,” kata Guru Besar IPB University dari Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) itu.
Sementara Rektor IPB University Arif Satria yang hadir dalam peluncuran tersebut menyampaikan, bahwa pihaknya akan terus memperkuat hubungan kerja sama dengan pihak BPOM untuk percepatan peningkatan inovasi dari IPB University yang saat ini berstatus jamu menjadi obat herbal berstandarisasi dan selanjutnya fitofarmaka.
“Oleh karena itu riset IPB University kedepan yang berkaitan dengan kesehatan akan difokuskan pada percepatan peningkatan status dan jumlah variasi obat-obatan yang bisa dihasilkan IPB. Karena saat ini obat-obatan di Indonesia mayoritas masih impor, dan kita perlu untuk terus memperkuat kedaulatan di bidang kesehatan melalui obat-obat herbal,” tuturnya. (Haris)