Produk dengan tagline “BioLuric Datang Asam Urat Menghilang”, lanjut Prof Dyah, sekarang selain telah memperoleh standarisasi produk, juga lisensi dan kolaborasi dengan PT Biolife Indonesia.
“Alhamdulillah, kami sudah mendapat merek dan izin edar dari BPOM. Ini tentu saja tidak lepas dari peneliti-peneliti kami, dan terima kasih PT. Biolife Indonesia yang terus bersinergi menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat,” tandasnya.
Ia menambahkan, produk BioLuric merupakan pengembangan dari produk sebelumnya bernama Nuric yang mengandung bahan baku Sidaguri dengan ekstrak Seledri. Namun saat ini komposisi tiap kapsul ditambah ekstrak Tempiyung.
“Sidaguri dan Seledri ini hanya penurunan kadar asam urat dalam darah dan antiradang saja. Tapi asam urat itu masih di dalam tubuh, harus diekspresikan, maka ditambahkan Tempiyung,” kata Guru Besar IPB University dari Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) itu.
Sementara Rektor IPB University Arif Satria yang hadir dalam peluncuran tersebut menyampaikan, bahwa pihaknya akan terus memperkuat hubungan kerja sama dengan pihak BPOM untuk percepatan peningkatan inovasi dari IPB University yang saat ini berstatus jamu menjadi obat herbal berstandarisasi dan selanjutnya fitofarmaka.
“Oleh karena itu riset IPB University kedepan yang berkaitan dengan kesehatan akan difokuskan pada percepatan peningkatan status dan jumlah variasi obat-obatan yang bisa dihasilkan IPB. Karena saat ini obat-obatan di Indonesia mayoritas masih impor, dan kita perlu untuk terus memperkuat kedaulatan di bidang kesehatan melalui obat-obat herbal,” tuturnya. (Haris)