Bogor24Update – Sebanyak 16 orang peziarah yang melakukan ziarah ke tempat-tempat keramat di Gunung Pangrango mengalami kesulitan untuk turun akibat cuaca buruk dan kelelahan. Mereka terpaksa bermalam di jalur Pasir Pogor setelah naik tanpa koordinasi dengan petugas pada hari Sabtu 27 Januari kemarin.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Sapto Aji Prabowo mengatakan bahwa para peziarah tersebut bukan pendaki biasa, melainkan orang lokal yang memiliki kepercayaan lokal terhadap tempat-tempat petilasan di kawasan gunung tersebut.
“Mereka dari beberapa desa di sekitar kawasan itu sering melakukan ziarah ke tempat itu, ada yang bertapa mungkin cari wangsit,” ujarnya.
Menurut Sapto, TNGGP memiliki zona religi seluas 2 hektar yang dihormati sebagai tempat kepercayaan lokal. Namun, para peziarah harus melapor ke petugas terlebih dahulu sebelum melakukan ziarah agar bisa dimonitor.
“Nah yang di Bogor ini mereka tidak lapor ke kita,” katanya.
Sapto menambahkan bahwa cuaca buruk yang terjadi di kawasan gunung sangat berbahaya bagi para peziarah, apalagi mereka tidak membawa perbekalan dan peralatan yang cukup.
“Sekarang kondisi di atas hujan terus. Bisa hipotermia, bisa macam-macam. Kalau tidak bawa jas hujan jaket sangat berbahaya,” tuturnya.
Para peziarah tersebut naik lewat jalur tradisional yang bukan jalur resmi, yaitu lewat Kulah Dua, Cibedug. Dari situ ada dua jalur, lewat Cisarua dan lewat Bodogol. Mereka mengambil jalur Cisarua yang menuju ke zona religi di dekat Suryakencana dan puncak Gunung Pangrango.
Namun, mereka tidak sampai ke puncak karena sudah kelelahan.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari petugas TNGGP, Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan berhasil menemukan para peziarah di jalur Pasir Pogor pada hari Minggu 28 Januari sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka kemudian dievakuasi ke posko SAR di Cibodas.
“Alhamdulillah mereka masih selamat, hanya ada yang mengalami dehidrasi dan lecet-lecet,” ucap Sapto.
Sapto mengimbau kepada masyarakat yang ingin melakukan ziarah ke Gunung Gede Pangrango agar mengikuti aturan yang berlaku dan tidak memaksakan diri di kondisi cuaca yang tidak mendukung.
“Kami menghormati kepercayaan lokal, tapi tolong jangan mengabaikan keselamatan,” pesannya.