Bogor24Update – Sebanyak 21 penggarap lahan di Desa Cijeruk, Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor mengaku resah, karena lahan garapan mereka seluas 40 hektar diserobot oleh PT. Bahana Sukma Sejahtera (BSS).
Kuasa hukum warga dari Sembilan Bintang dan Fathner, Rd. Anggi Triana Ismail mengatakan, dirinya menjadi kuasa hukum atas permintaan dari masyarakat yang mempunyai lahan garapan di wilayah tersebut.
“Kalau total lahan itu sekitar 40 hektar yang digarap oleh masyarakat,” kata Anggi, kepada Bogor24Update, Senin 4 September 2023.
Menurut dia, masyarakat yang menggarap lahan negara tersebut, mempunyai legalitas yang jelas berupa surat over alih penggarap dari penggarap sebelumnya.
Sementara itu, lanjut Anggi, PT BSS sudah semaunya memasang plang atau papan nama dibeberapa lahan yang sekarang digarap warga.
“Masyarakat punya legalitasnya, dan itu semuanya menjadi klien kami,” ujar dia.
Anggi menjelaskan, rencananya PT. BSS akan membangun kawasan wisata diatas lahan garapan warga tersebut. Sehingga menurut informasi warga, PT. BSS melakukan pinjaman ke Bank sebesar Rp 23 Miliar dengan menjadikan lahan tersebut sebagai jaminannya.
“PT BSS hanya merampok uang negara, pertama pinjam uang dengan jaminan tahun 1997,” jelas dia.
PT BSS sendiri kata dia, tidak memilik dasar kuat untuk menggarap lahan tersebut, yang sebelumnya merupakan lahan tidur atau terlantar dan sudah 20 tahun digarap oleh warga setempat.
“Dan kembali muncul pada November  2022  secara sepihak perusahaan mengklaim kepemilikan di atas lahan, sedangkan statusnya masih berperkara,” ujar Anggi.
Sementara itu, Hendi (45) seorang warga pengarap lahan mengatakan, warga sudah lama mengarap lahan ini, menjadi lahan perkebunan dan pertanian.
“Karena melihat lahan tidak terurus, hingga warga mengarapnya seperti tanam duren, alpukat sama sayuran,” ujar Hendi.
Menurutnya, pengerukan tanah yang dilakukan PT, BSS sudah terjadi sejak Jumat lalu dengan menggunakan alat berat. Namun warga mengaku tidak bisa berbuat banyak lantaran takut.
“Saya takut untuk menanyakannya, sebenarnya gak terima cuman sebagai petani, orang kecil saya takut, udah dikeruk dua kali,” jelas dia.
Hendi mengatakan, bahwa pengerukan tersebut sudah terjadi sepekan lalu. Hal itu menurut sengaja dilakukan PT. BSS agar masyarakat penggarap tidak masuk ke lahan tersebut.
“Intinya warga atau petani tidak boleh masuk ke lahan ini,” tutup Hendi.