Dalam suasana Ramadan yang penuh berkah, olahan kolang-kaling tidak hanya menjadi santapan lezat, tetapi juga mempererat kebersamaan dan keharmonisan masyarakat di Kampung Pabangbon.
“Lebih dari sekadar bisnis, produksi kolang-kaling juga membawa kita bersama-sama dalam kebersamaan dan kegotongroyongan. Ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari indahnya bulan Ramadan,” terang Agi.
Desa Pabangbon, yang mayoritas penduduknya merupakan produsen kolang-kaling, menjadi pusat produksi yang menyuplai pasar-pasar di wilayah Jabodetabek.
Sementara Endang Rohaed, Kepala Desa Pabangbon, memaparkan rata-rata 30 persen warga desa menggeluti usaha produksi kolang-kaling. Ini menjadi ladang berkah bagi warga di bulan Ramadan.
“Kolang-kaling bukan hanya makanan, tapi juga bagian dari identitas kami sebagai masyarakat Bogor. Ini mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal kami,” ujarnya.
Meski dihadapkan dengan tantangan, para produsen kolang-kaling tetap bersyukur atas berkah yang mereka terima di bulan Ramadan ini. Endang Rohaed menegaskan, “Kami bersyukur atas rezeki yang Allah berikan kepada kami. Semoga usaha kami dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat.”(***)