Untuk itu, kata Wahid, pembangunan tembok penahan tanah (TPT) di lokasi zona hitam akan difokuskan pada tahun 2024 mendatang. Namun untuk saat ini, sambungnya, upaya yang dilakukan memindahkan warga di wilayah tersebut ke tempat yang aman.
“Untuk masyarakat yang dimungkinkan untuk direlokasi akan direlokasi, cuman memang ada kendala, kadang untuk direlokasi sulit, tapi kemarin upaya kami dengan mengontrakan terlebih dahulu selama 2 bulan. Ada juga sebagian warga sudah dipindahkan ke rumah susun,” katanya.
Wahid menyatakan pihaknya akan terus memonitor zona hitam di wilayahnya. Hal itu dilakukan agar masyarakat di sana berdaya lebih siap ketika terjadi bencana.
“Iya mereka jadi garda terdepan ketika terjadinya bencana, karena kalau terus mengandalkan ASN jajaran wilayah keterbatasan, artinya ada sinergi antara pemerintah dengan masyarakat,” imbuhnya.
Dijelaskan olehnya, tempat tinggal yang termasuk dalam zona hitam ini kebanyakan berada di wilayah kelurahan yang dilintasi sungai Ciliwung dan Cisadane.
“Zona hitam ini mayoritas di bantaran sungai karena Bogor Tengah ini dikelilingi dua sungai Ciliwung dan Cisadane serta anak sungainya. Seperti Sempur, Paledang, Panaragan, Ciwaringin, Kebon Kelapa, Babakan Pasar. Jadi risiko bencananya sangat tinggi,” pungkasnya. (Haris)