Bogor24update – Kelurahan Curug menjadi Kelurahan Tangguh Bencana (KELTANA) ke-18 di Kota Bogor. Pembentukan Kelurahan Tangguh ini diresmikan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, di Villa Arum, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, belum lama ini.
Pembentukan Kelurahan Tangguh Bencana ini mengingat sebagian wilayah Kota Bogor merupakan kawasan rawan bencana longsor dan banjir.
Berdasarkan data kebencanaan di Kota Bogor selama tahun 2021, ada sebanyak 701 kejadian dengan rincian, 269 longsor atau amblas, 24 banjir lintasan, 194 bangunan ambruk, 106 pohon tumbang, 16 angin kencang dan 1.051 rumah yang terdampak.
“Dari 701 kejadian jika di rata-rata dalam satu hari ada 2 kejadian. Walaupun pada kenyataan bisa 30 titik dalam satu hari dengan jumlah personel, sarana dan fasilitas yang terbatas,” ungkap Syarifah dalam sambutannya.
Dari data tersebut, lanjut Syarifah, dalam hal penanganan bencana tidak bisa mengandalkan petugas atau aparatur saja. Karenanya, masyarakat pun harus dibekali keahlian, kemampuan, komitmen yang tinggi untuk bersama sama pemerintah merespon dan menangani bencana.
“Jadi langkah yang bisa diambil adalah tidak hanya aparatur yang menolong masyarakat, tetapi aparaturnya juga harus menularkan kemandirian kepada masyarakat,” kata Syarifah.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk merubah stigma agar masyarakat menjadi penolong dan penyelamat, sebagai respon dari potensi maupun bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Masyarakat terlebih lagi para ibu harus diberikan edukasi dan mitigasi serta pelatihan terkait penanganan bencana,” jelas Teofilio.
Dalam pelatihan tersebut, papar Teofilio, ibu-ibu akan diberikan pula pembekalan secara teori dan penggunaan alat. Sehingga ketika sewaktu waktu terjadi bencana, para ibu tersebut mampu secara mandiri menanganinya guna meminimalisir jumlah korban maupun tingkat kerugian.
“Keterlibatan para ibu sebagai peserta tidak terlepas dari kejadian kebakaran akibat kelalaian ketika memasak, sehingga dengan peran ibu diharapkan bisa membantu pencegahan dan menghadapi kejadian tidak panik. Mungkin terkesan sederhana, tapi jika lalai bisa memberikan kerugian yang cukup besar,” paparnya.
Sementara untuk lebih memberikan edukasi dan mitigasi kepada masyarakat KELTANA terkait kebencanaan, BPBD Kota Bogor bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka (Uhamka).(Bonz).