Bogor24Update – Siloam Hospitals Bogor, sebagai salah satu rumah sakit yang telah tersertifikasi Stroke Ready Hospital menyebut penanganan stroke harus dilakukan cepat dan tepat.
Penanganan terhadap penyakit yang bisa menyerang secara mendadak tersebut diyakini menjadi kunci dalam pengobatan dan pemulihan stroke.
Dokter Spesialis Neurologi Intervensi Siloam Hospitals Bogor, Dr. Ricky C. Kohar mengatakan bahwa penanganan dengan cara itu akan menentukan kondisi orang yang diserang stroke tersebut.
“Stroke harus segera ditangani dalam 4,5 jam pertama (golden period) untuk memaksimalkan peluang kesembuhan. Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin berkurang risiko kerusakan otak yang lebih luas,” kata Ricky dalam keterangannya.
Dalam penanganan stroke, Siloam Hospitals Bogor sendiri dilengkapi dengan tim medis yang siaga 24/7 dan kompeten di bidangnya.
Tak hanya itu, rumah sakit ini juga memiliki fasilitas lengkap, sehingga siap menangani dan memberikan penanganan stroke yang komprehensif.
Kata Ricky, penanganan yang dilakukan pihaknya itu mulai dari awal pengobatan hingga pada kelangsungan program rehabilitasi medis yang juga berperan penting.
“Sehingga tidak hanya dapat sembuh namun juga pulih seutuhnya dengan memastikan pasien dapat kembali ke rutinitas dan aktifitas sehari-hari nya seperti normal,” tuturnya.
Meskipun demikian, masih ada yang belum mengetahui bahwa seiring berkembangnya teknologi kesehatan, kini terdapat Teknik DSA untuk diagnose dan terapi stroke.
Dijelaskan Ricky, DSA atau Digital Subtraction Angiography adalah prosedur pemeriksaan diagnostic semi invasif yang dilakukan untuk memberikan gambaran penyumbatan, pendarahan, atau kelainan pembuluh darah otak.
Teknik DSA ini dapat diterapkan sebagai Tindakan kuratif pada pasien stroke sumbatan pada rentang waktu serangan yang baru terjadi dan stroke pendarahan akibat pecahnya pembuluh darah abnormal yang rapuh.
Metode DSA dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil pangkal paja atau pembuluh darah tangan. Kemudian alat kateter dimasukan menuju ke target tempat yang dicurigai terdapat kelainan.
“Pemeriksaan dengan DSA ini biasanya membutuhkan waktu 30 menit hingga 1 jam dimana pasien dalam kondisi sadar, hanya mendapatkan bius local di bawah pantauan dokter,” jelas Ricky.
Meskipun dinilai minim risiko, tindakan DSA ini tidak disarankan bagi pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal dan hipersensitif terhadap media kontras yang mengandung iodium Teknik DSA ini dapat membantu mengevaluasi stroke.
Selain itu, hal ini juga mencegah serangan kedua pada para penderita stroke selain pentingnya untuk rutin kontrol ke dokter, menjaga pola hidup, Kelola stres dan faktor lain yang menjadi pemicu stroke. (*)