Bogor24Update – Pembangunan dua toilet dengan masing-masing menelan anggaran sebesar Rp200 juta di dua SMP Negeri di Kota Bogor menuai sorotan berbagai pihak.
Tidak saja dari Komisi terkait di DPRD Kota Bogor, namun sorotan juga datang dari pakar kebijakan publik Yusfitriadi terhadap pembangunan dua toilet tersebut.
Yusfitriadi menyatakan masing-masing anggaran Rp.200 juta untuk pembangunan dua toilet itu sangat tidak wajar, seperti yang diberitakan sebelumnya di media ini.
“Bagi saya anggaran sebesar itu hanya untuk toilet dua sekolah sangat tidak wajar,” tukasnya.
Adanya keganjilan pembangunan toilet tersebut, kata dia, hal ini harus ada langkah dari inspektorat ataupun BPK. Seharusnya, anggaran tersebut bisa digunakan kepada sekolah yang memang betul membutuhkan pembangunan.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Sujatmiko Baliarto mengatakan, jika pembangunan dua toilet di SMPN 9 dan SMPN 17 itu dilakukan berdasarkan teknis tata ruang.
Bahkan kata Sujatmiko, dengan anggaran sebesar Rp200 juta tersebut sudah sesuai dengan spek standar dan harga yang wajar. Ia pun menegaskan tidak ada mark up dalam pembangunan toilet di dua sekolah tersebut.
“Semua sudah sesuai spek dengan harga wajar. Dan pelaksanaannya juga melibatkan konsultan pengawas. Jadi tidak ada mark up,” tegas Sujatmiko saat dikonfirmasi, Kamis, 5 Oktober 2023.
Kadisdik menambahkan, pembangunan toilet tersebut mengusung konsep modern dan kekinian, di mana di dalamnya terdiri dari fasilitas kloset, cuci tangan, cuci muka atau wastafel, dan dilengkapi urinoir atau tempat buang air kecil untuk laki-laki.
Dengan begitu, lanjut dia, diharapkan mindset sekolah yang memiliki toilet yang kotor, dan jorok kedepannya sudah mulai ditinggalkan. Hal itu sejalan dengan Kota Bogor yang ramah lingkungan, dengan menerapkan septic tank biofil.
“Selain itu bangunan toilet menjadi satu kesatuan dengan fungsi layanan di sekolah karena berdampingan dengan kantin. Jadi tidak kumuh,” imbuhnya.
Secara rinci, bangunan toilet di SMPN 9 ini memiliki 2 kloset laki-laki, 3 closet untuk perempuan, 3 unit urinoir khusus untuk toilet laki-laki. Di mana, masing-masing toilet disekat dan juga bangunannya dibeton untuk menunjang 2 toren, baik ke toilet maupun ke kantin.
Kemudian, memiliki masing-masing kloset duduk, satu wastafel untuk laki-laki, tiga untuk perempuan dengan standar protokol kesehatan, serta dilengkapi dengan listrik, sehingga saat malam bisa diakses.
“Fasilitas toilet untuk perempuan bisa untuk ganti pakaian, dandan dan segala macem karena ditunjang dengan wastafel dan cermin,” papar dia.