Bogor24update – Festival jajanan lembur yang digelar di Lembur Sawah, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, tergolong unik. Transaksi jajan kuliner di acara ini menggunakan koin dari batok kelapa.
Di festival ini menawarkan aneka makanan dan minuman tradisional hasil olahan warga setempat. Seperti combro, misro, getuk, serundeng, gemblong, lontong, nasi rames, nasi ayam, toge goreng dan sebagainya.
Festival jajanan lembur sendiri merupakan rangkaian tradisi sedekah bumi yang digelar warga sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bumi, pada Minggu, 23 Juli 2023.
Tentunya, acara ini menjadi daya tarik bagi warga maupun pengunjung. Salah satunya Pram. Warga di Kota Bogor ini sengaja datang ke festival ini lantaran tertarik dengan transaksinya.
“Bagus ini. Unik saja. Cuman sayangnya kita nggak boleh beli lebih, harus tukar lagi (koin). Jadi kita juga makan, jadi ngirit. Tapi menarik juga,” ujar Pram.
Sementara salah satu pedagang, Lena menjelaskan tata cara berbelanja di stannya. Pengunjung sebelumnya harus menukarkan uangnya dengan koin di stand yang tersedia.
“Satu koin itu nilainya lima ribu rupiah,” kata wanita berjilbab itu.
Bagi Lena, penerapan transaksi ini tidak membuatnya kesulitan. Untuk menghindari kembalian uang, ia jajakan barang dagangannya dalam kemasan porsi.
“Jadi saya jual pas aja. Ada satu porsi satu koin batok, ada yang tiga koin batok dapat satu porsi. Koin batok ini nanti kita tukar uang ke panitia. Jadi gampang,” katanya.
Ketua Panitia Festival Jajanan Lembur, Riri Siti Nur Fazriah mengatakan, peserta yang mengikuti festival jajanan lembur adalah warga dari RT01, 02, dan 03 di wilayah RW02.
Para peserta juga merupakan pelaku UMKM yang sudah terbiasa mengolah berbagai makanan dan minuman tradisional asli Lembur Sawah.
“Ada 20 lebih peserta dan untuk jajanannya ada 53 jenis lebih dari mulai makanan hingga minuman,” terang Riri.
Menurutnya, transaksi dengan koin dari batok kelapa sengaja diterapkan agar acara ini memiliki daya tarik tersendiri berbeda dengan umumnya.
“Kita memang pengen untuk transaksi menggunakan koin batok. Jadi kita mencari sesuatu yang berbeda di antara yang lain. Ada 2.000 koin batok yang kita sediakan,” ujarnya.
Tak hanya untuk alat pembayaran, sambungnya, stand hingga wadah penganan yang digunakan secara tradisional dari alam. Seperti berbahan dari bambu dan daun pisang.
Rencananya, festival jajanan lembur ini bakal menjadi agenda rutin yang digelar setiap tiga bulan sekali di Lembur Sawah. Hal itu dengan tujuan untuk membangkitkan ekonomi warga.
“Kami berharap dengan adanya festival ini bisa mengangkat perekonomian warga setempat,” tandas Riri.