Bogor24Update – Wisata Perjuangan rangkaian kegiatan Festival Merah Putih (FMP) 2025 resmi ditutup di Museum dan Monumen PETA, Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada Kamis, 21 Agustus 2025.
Dalam penutupan itu dihadiri oleh Staf Ahli Wali Kota Bogor Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Agustian Syah, bersama ratusan anak-anak SD dari berbagai sekolah se-Kota Bogor.
Agustian Syah menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya program Wisata Perjuangan yang menjadi bagian penting dari FMP 2025.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana rekreasi edukatif, tetapi juga memiliki nilai strategis dalam menanamkan jiwa nasionalisme sejak dini.
“Melalui wisata perjuangan ini, kita ingin mengenalkan kepada generasi muda, khususnya anak-anak sekolah dasar, tentang perjalanan para pahlawan bangsa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Dengan begitu, mereka dapat lebih menghargai sejarah dan jasa para pejuang,” ujar Agustian.
Pihaknya berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya dengan konsep yang semakin inovatif dan format peserta yang lebih beragam.
“Semoga tahun depan kegiatan ini tetap terlaksana dengan format yang berbeda, sesuai masukan dari pihak museum,” ucapnya.
“Ini penting agar anak-anak lebih mengenal tokoh bangsa seperti Jenderal Sudirman maupun pejuang lainnya yang selama ini hanya mereka dengar sekilas dari buku pelajaran,” tambah Agustian.
Lebih lanjut ia juga menegaskan bahwa wisata perjuangan semacam ini menjadi sarana penting dalam membangun kecintaan terhadap Tanah Air serta memperkuat rasa nasionalisme generasi penerus bangsa.
Ditempat yang sama, Koordinator Wisata Perjuangan Festival Merah Putih 2025, Frevi Fathaero, mengatakan bahwa kegiatan tahun ini berjalan sukses dengan melibatkan partisipasi luar biasa dari para pelajar.
“Kami mengikutsertakan tidak kurang dari 20 sekolah dasar, dengan masing-masing sekolah mengirimkan 50 siswa. Jadi total ada sekitar 1.000 anak yang berpartisipasi dalam kegiatan wisata perjuangan tahun ini,” jelas Frevi.
Tujuan utama dari kegiatan ini, kata ia, adalah memperkenalkan kepada anak-anak tentang sejarah awal berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada masa sebelum kemerdekaan, tepatnya sejak tahun 1943, ketika cikal bakal TNI lahir dari tentara PETA.
“Harapannya, tahun depan peserta yang ikut bisa lebih banyak lagi, dengan isi kegiatan yang lebih kaya dan penuh pesan moral, sehingga anak-anak bukan hanya berwisata, tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga tentang perjuangan bangsanya,” pungkasnya. (*)