Bogor24Update – Sebanyak 13 orang di Kabupaten Bogor terinfeksi bakteri kencing tikus atau leptospirosis yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia selama periode 2018 hingga 2025.
Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Yessi Desputri, mengatakan bahwa puncak tertinggi kasus ini terjadi pada 2023 lalu yang mengakibatkan dua orang kehilangan nyawa.
“Kalau kita kumpulkan data dari tahun 2018 sampai 2025 itu ada 13 kasus, dan tiga orang meninggal dunia,” ujar Yessi kepada wartawan, Sabtu, 13 September 2025.
Yessi menjelaskan bakteri ini menyebar melalui air atau lingkungan yang tercemar urine hewan yang terinfeksi.
“Penularannya melalui kontak, misal ada kulit yang lecet atau selaput lendir bersentuhan dengan air tercemar. Biasanya yang sering kontak itu petani, pemungut sampah, dan petugas kebersihan,” ujarnya.
Adapun untuk gejala yang terinfeksi leptospirosis mengalami demam, flu, diare, nyeri betis, batuk-batuk, hingga sakit tenggorokan.
“Pada kasus-kasus yang berat, kalau tidak ketahuan bisa menyerang organ-organ penting seperti ginjal, paru-paru yang mengakibatkan kematian,” tuturnya.
Oleh karena itu, Yessi menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan rumah. Mengingat tikus suka akan tempat yang kotor.
“Menutup makanan dan minuman di rumah jangan dibiarkan terbuka takutnya dimakan tikus, mencuci tangan dengan sabun, dan bagi petani pakai sepatu bot saat ke sawah di air yang berlumpur,” ungkapnya.
Sekadar informasi, kasus leptospirosis ditemukan di Kecamatan Jonggol pada 2018, Klapanunggal 2019 dan 2023, Gunung Putri 2020 dan 2023, Ciomas 2021, Cibinong 2022, Parung 2022, Caringin 2024, dan Cigombong 2025. (*)