Bogor24Update – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih menimbang besaran tarif yang akan diterapkan pada BisKita Transpakuan. Demikian hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim.
“Kami sudah menerima usulan dari Dinas Perhubungan terkait dengan tarif BisKita Transpakuan. Tetapi pak wali kota sedang mempertimbangkan nilai tarif yang kira-kira sesuai dengan kemampuan masyarakat,” kata Dedie kepada awak media, Kamis 5 Januari 2023.
Disamping itu, Pemkot Bogor juga tengah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berkenaan tarif terusan pada BisKita Transpakuan.
Pembahasan tarif terusan itu dilakukan mengingat halte-halte pada jalur BisKita Transpakuan di Kota Bogor masih terbuka, tidak seperti di Jakarta.
Dicontohkannya, penumpang yang naik dari halte Parungbanteng hendak ke Stasiun Bogor, maka akan turun di halte Ahmad Yani, dan naik kembali BisKita Transpakuan untuk melanjutkan ke Stasiun Bogor.
“Koordinasi BPJT ini terkait dengan karcis terusan, kalau tidak berlakukan tarif terusan, nanti penumpang bayar dua kali. Ini sedang kami pikirkan dan juga mendorong IT BPTJ untuk menyelesaikan tarif terusan ini,” ungkapnya.
Dedie mengatakan, penerapan tarif terusan sendiri dibuat agar meringankan biaya yang dikeluarkan pengguna Biskita Transpakuan saat mulai diberlakukan nantinya.
“Misalkan begini, bayar sekali di halte Parungbanteng jam 09.00, sampai di halte A Yani jama 09.30, artinya masih satu tarif sampai ke Stasiun Bogor. Tetapi kalau tidak diselesaikan dari sisi sistem (tarif terusan) maka akan bayar dua kali,” imbuhnya.
Untuk itu, Pemkot Bogor hingga sekarang belum mengumumkan pemberlakuan tarif BisKita Transpakuan, yang mana sebelumnya direncanakan akan diberlakukan pada Januari 2023.
Ia menjelaskan, bahwa usulan tarif BisKita Transpakuan sendiri sebesar Rp5.500. Namun demikian, sambungnya, perlu dikaji terkait Ability To Pay (ATP) yaitu kemampuan masyarakat dalam membayar tarif dan Willingness To Pay (WTP) atau kemauan masyarakat dalam membayar tarif yang ada.
“Jadi masih dikaji. Pak wali sedang mempelajari, sedang berpikir, termasuk juga karcis ini bisa menjadi karcis terusan, karena kalau Rp5.500 tidak diberlakukan karcis terusan, maka jika dari Parungbanteng ke Stasiun Bogor bayar Rp11.000. Jadi sehari Rp22.000,” paparnya.(ris)