Bogor24Update – Tanah longsor yang menimpa Stasiun Maseng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, menyebabkan kendala besar bagi kontraktor pembangunan. Mereka harus berpacu dengan kondisi alam sekitar sejak Jumat 21 Juni 2024.
PIC PTB Bandung, Hattata Putra, menjelaskan bahwa desain final seharusnya selesai dalam tiga bulan sesuai prediksi. “Kami mengajukan desain terlebih dahulu agar tidak gagal,” ungkapnya.
Akibat keterlambatan pembangunan Stasiun Maseng karena bencana alam, pihaknya telah memberikan surat teguran kepada kontraktor.
“Kami sudah bersurat kepada kontraktor agar segera menyelesaikan proyek dan telah rapat dengan direktorat sarana prasarana untuk membahas desain ulang,” tambah Hattata.
Kendala di lapangan terkait pengajuan desain yang belum disetujui Kementerian Perhubungan memaksa pihaknya meminta konsultan perencana untuk mendesain ulang bangunan yang tertimpa longsor.
“Konsultan perencanaan meminta waktu lebih untuk mendesain ulang konstruksi,” jelasnya.
Sementara itu, pemenang tender PT Ambria Rahma Putri Selaras, Sarsanto Sidi, menjelaskan bahwa bencana alam memaksa perubahan desain bangunan.
“Dari Januari hingga sekarang, kami harus melakukan kajian ulang dan menghitung kembali sisi perkuatan agar konstruksi kuat,” ujarnya.
Dia juga mengalami kesulitan saat kembali bekerja karena gempa bumi dan hujan deras yang sering terjadi. “Cuaca buruk dan gempa bumi yang terjadi sekitar 9 kali dalam beberapa bulan ini menyulitkan kami,” tambahnya.
Meskipun demikian, pihaknya siap bertanggung jawab dan membangun kembali Stasiun Maseng. “Kami memerlukan waktu tambahan untuk melakukan kajian konstruksi. Kami sudah mengajukan dua desain yang akan dikaji lagi mana yang layak digunakan,” jelas Sarsanto.
Setelah bencana alam, mereka telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah longsoran lebih lanjut. “Proses ini memakan waktu, dan kami sudah melakukan penanganan sementara. Namun, untuk penanganan permanen, kami membutuhkan waktu yang lebih lama,” tutupnya.