Bogor24Update – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menyebut pernikahan dini di wilayahnya masih menjadi persoalan yang harus ditangani serius.
Berdasarkan informasi yang tercatat Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bogor, jumlah pernikahan dini di Bumi Tegar Beriman menjadi yang terbesar di Jawa Barat.
Meski tak secara rinci disebutkan, DP3AP2KB menyampaikan bahwa Kabupaten Bogor memiliki jumlah penduduk sekitar 5,8 juta jiwa, dengan 1,78 juta di antaranya merupakan anak-anak di bawah usia 18 tahun.
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Bogor Sussy Rahayu Agustini, menegaskan, Jawa Barat merupakan provinsi dengan angka pernikahan anak tertinggi secara nasional, dan Kabupaten Bogor menjadi salah satu daerah dengan jumlah kasus terbanyak.
Kondisi ini, kata dia, berdampak pada jumlah kasus lainnya. Mulai dari kesehatan, pendidikan, psikologis, serta kesejahteraan anak, khususnya anak perempuan.
“Risiko kehamilan usia dini, kematian ibu dan anak, trauma psikologis, hingga kekerasan dalam rumah tangga menjadi konsekuensi yang harus dicegah bersama,” kata Sussy dikutip Minggu 14 Desember 2025.
Sussy menyebut, ada sejumlah faktor utama penyebab pernikahan anak. Di antaranya adalah kemiskinan dan keterbatasan akses pendidikan, pengaruh tradisi sosial budaya, dampak media sosial, serta kehamilan di luar nikah.
Karenanya, Sussy mendorong penguatan edukatif melalui program Sekolah Pra Nikah.
“Oleh karena itu, kami mendorong penguatan program edukatif yang mempersiapkan remaja secara matang sebelum memasuki jenjang pernikahan melalui sekolah pra nikah ini,” terangnya.(*)





















