Bogor24Update – Konsorsium Penabulu Stop TB Partnership Indonesia (STPI) Implemen Unit (IU) Kota Bogor memberikan penghargaan kepada fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) terbaik dan kader terbaik di Kota Bogor.
Penghargaan itu diterima tujuh rumah sakit dan dua puskesmas beserta kader atas dedikasinya membantu Konsorsium Penabulu STIP dalam menanggulangi TBC.
Staff Program Eliminasi TBC dari NGO, Penabulu STPI IU Kota Bogor, Sarah Anggiani mengatakan, kegiatan ini untuk mendukung pendekatan District Public Private Mix (DPPM), di mana Konsorsium Penabulu STPI ikut serta mengambil peran dalam memperkuat jejaring layanan TBC serta pendampingan pasien berbasis komunitas.
“Kegiatan hari ini pertemuan dengan jejaring DPPM yaitu pertemuan antara swasta dengan pemerintah,” kata Sarah Anggiani disela kegiatan di ruang serbaguna DPRD Kota Bogor, Kamis, 5 Oktober 2023.
Sarah menambahkan, dalam kegiatan ini pihaknya memberikan penghargaan kepada rumah sakit dan puskesmas yang dinilai memiliki koordinasi yang baik dalam menanggulangi TBC.
Adapun rumah sakit yang mendapatkan penghargaan yakni RSUD Kota Bogor, RS Melania, RS Marzuki Mahdi, RS PMI, RS Medika Dramaga, RS Azra, dan RS UMMI.
“Mereka koordinasinya terbaik versi kami, untuk pencapaian pelacakan pasien mangkir atau pasien putus berobat. Jadi ada pasien yang putus berobat, kami lacak melalui kader dan data dari rumah sakit,” terangnya.
Sementara untuk puskesmas, dari 25 puskesmas yang ada di Kota Bogor, dua di antaranya dinilai terbaik yakni Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat, dan Puskesmas Bogor Selatan.
“Sindang Barang itu salah satu kantong TB, dengan temuan kasus positif terbanyak. Kalau untuk investigasi kontak atau pelacakan kasus di keluarga ada positif atau tidak kami berikan apresiasi kepada Puskesmas Bogor Selatan, baik kader maupun petugasnya,” paparnya.
Konsorsium Penabulu STPI IU Kota Bogor, dijelaskan Sarah memiliki strategi upaya meningkatkan peran OMS dan komunitas terdampak TBC dalam memengaruhi pemerintah daerah dalam mengeliminasi TBC melalui pendekatan multi-sektor.
Salah satunya adalah mendorong keterlibatan peran legislatif dan eksekutif di daerah. Keterlibatan ini penting untuk mendorong
munculnya kebijakan dan dukungan pemangku kepentingan dalam eliminasi TBC di daerah.
Salah satu komponen pemersatu pemerintah daerah dalam menanggulangi TBC adalah adanya indikator SPM kesehatan yang mencantumkan isu TBC.
Sarah mengatakan, Konsorsium Penabulu STPI, sudah berjalan pada periode 2021-2023. Oleh karenanya, pihaknya akan melakukan pertemuan komunitas dan pemangku kepentingan jejaring DPPM untuk memberikan penghargaan kepada Fasyankes terbaik dan kader terbaik di Kota Bogor.
Kegiatan ini juga terselenggara atas kerja sama Konsorsium Penabulu STPI dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor.
“(Sebenarnya) tujuan kami ingin mensinergikan kembali antara DPPM, bahwa kami sama-sama di bawah Dinkes Kota Bogor, dan ada 21 rumah sakit yang bekerjasama dengan Penabulu dan Dinkes, dan juga 25 Puskesmas,” jelasnya.
Sarah menambahkan, saat ini ada program baru untuk pelacakan kasus TBC dari kader atas dukungan dari puskesmas melalui aplikasi Si Geulis.
“Aplikasi mulai berjalan bulan ini. Nanti kader melacak menggunakan aplikasi di smartphone. Saat ini baru ada satu kelurahan satu kader, kedepan ditargetkan ada 1 RW satu kader. Jadi RW siaga TBC, targetnya 700-an,” katanya.
Dia mengakui untuk jumlah kader di tahun ini baru 55 orang dan ada penambahan 25 kader di Oktober. Lebih jauh, dikatakan Sarah, kasus TBC di Kota Bogor mengalami kenaikan setiap tahun dan tahun ini sudah menemukan 912 kasus positif.
Pihaknya akan terus melakukan upaya eliminasi TBC di Kota Bogor dengan target 1.254 kasus yang didorong untuk sembuh pada tahun 2023.
“TBC itu bisa disembuhkan, bukan penyakit keturunan. Insyaallah selama pengobatan tuntas baik 6 sampai 9 bulan, bisa disembuhkan,” tegasnya.
Kegiatan ini turut dihadiri Subkor P3MS Dinkes Kota Bogor dr Tengku Yenni Febrina, SR Manager Jawa Barat Konsorsium Komunitas Penabulu STPI Bambang Eko Budi Yanto, dan Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor Sri Kusnaeni.