Bogor24Update – Warga di RW06 Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, terus berjuang agar wilayahnya terbebas dari kenakalan remaja.
Namun inisiatif itu menjadi buah simalakama, lantaran masih banyak warung yang diduga menjual ‘obat-obatan’ dan minuman keras (miras).
“Saya sudah empat tahun agar wilayah ini tetap kondusif dari kenakalan remaja, malahan masih banyak warung yang jualan obat-obatan dan minuman keras hingga tawuran kelompok remaja masih terus terjadi,” kata Ketua RW06 Kelurahan Mulyaharja, Dudi Iskandar kepada Bogor24Update, Jumat, 14 Juni 2024.
Ia melanjutkan, dengan desakan dari warga, pengurus secara tertulis melaporkan kondisi di wilayahnya kepada penegak hukum agar menjadi atensi petugas untuk melakukan patroli.
“Waktu saya sempat melaporkan kondisi secara lisan ke Polsek, lalu secara tertulis ditujukan ke kantor kelurahan pada tahun 2022, tetapi hingga saat ini belum ada perubahan,” ungkapnya.
Kata Dudi, warganya menginginkan adanya tindakan tegas terkait maraknya pergaulan bebas atau kenakalan remaja yang sudah meresahkan warga setempat.
“Saya dan warga berharap ada tindakan tegas dan memberikan efek jera, terutama anak muda yang selalu berkeliaran tengah malam dan membuat resah warga sekitar dan banyak warga yang pulang kerja di malam hari dihantui dengan ketakutan kenakalan remaja ini,” katanya.
Bukan hanya warga, aktivis Islam yang selalu melakukan pengawasan agar Kota Bogor tetap kondusif menyayangkan keluhan warga tidak ada tindakan tegas yang bisa membuat efek jera mereka yang sudah meresahkan masyarakat.
“Seharusnya aparat setempat melakukan monitoring terutama warung yang ada di parkiran perumahan BNR ini segera ditutup, ini salah satu pemicu mereka dengan membeli obat-obatan dan miras,” kata Habib Abdullah.
Menurutnya, peran pemerintah harus ada di tengah masyarakat, apalagi lokasi tersebut menjadi tempat titik kumpul dan pemerintah juga bisa melakukan pengecekan terkait perizinan berdirinya warung dan barang yang dijualnya.
“Kalau memang melanggar bisa ditertibkan atau dibongkar, apalagi ini masuk libur panjang. Biasanya libur panjang ini mereka selalu berkumpul di malam hari lalu mereka tawuran,” tukasnya. (*)