Bogor24Update – Lapis Bogor Sangkuriang bersama IPB University menggelar Pelatihan Persiapan Bibit Talas bersama Kelompok Tani Dewasa (KTD) Saluyu di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kegiatan ini merupakan langkah nyata kolaborasi antara dunia akademik, industri, dan petani lokal untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan.
Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari kerja sama yang telah berjalan sejak tahun sebelumnya, yang berfokus pada riset dan pengembangan varietas talas unggul.
Memasuki tahun kedua, kerja sama tersebut memasuki tahap implementasi di lapangan, dengan memberdayakan langsung petani lokal dalam memproduksi bibit talas berkualitas, yang nantinya akan menjadi bahan baku produk Lapis Bogor Sangkuriang.
Wakil Rektor IPB University, Profesor Ernan Rustiadi menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan contoh nyata penerapan sains kreatif dalam pengembangan industri.
“Kerja sama kami dengan Lapis Bogor Sangkuriang adalah model bagaimana sains kreatif diwujudkan. Dari sisi akademik, kami mendukung penguatan riset dari hulu hingga hilir, dan hasilnya dimanfaatkan langsung oleh industri kreatif,” ujarnya, Selasa, 29 April 2025.
Ia menambahkan bahwa petani lokal menjadi aktor utama dalam kolaborasi ini. Dengan pendampingan yang berkelanjutan ini diharapkan petani bisa menjadi penerima manfaat terbesar dari ekosistem ini.
“Mereka tidak hanya menanam, tetapi juga akan didampingi hingga mampu mengolah talas menjadi produk bernilai seperti tepung,” kata Profesor Ernan.
Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah sebagai fasilitator dalam membangun ekosistem kota berbasis sains kreatif. Dan tidak hanya pada talas, namun produk lain yang memiliki peluang untuk bisa dikembangkan.
“Ini adalah bagian dari cita-cita menjadikan Bogor sebagai kota sains kreatif. Masih banyak peluang dan produk lokal lainnya yang bisa dikembangkan,” imbuhnya.
Managing Director Lapis Bogor Sangkuriang, Rizka Wahyu Romadhona menjelaskan bahwa tujuan kolaborasi ini adalah untuk memperkuat kontribusi industri terhadap pemberdayaan petani.
“Sejak awal, kami telah bekerja sama dengan petani kopi. Kini kami memperluas ke petani talas, agar mereka bisa menghasilkan varietas unggul dengan pendampingan dari IPB University. Dengan begitu, hasil pertanian bisa lebih optimal,” ujarnya.
Ia mengatakan, kolaborasi ini tidak bisa berhasil jika tidak didukung semua pihak. “Kolaborasi ini harus bersifat timbal balik. Semua saling mendukung agar bisa mewujudkan Bogor sebagai kota sains kreatif,” katanya.
Marketing Director Lapis Bogor Sangkuriang, Nanang Siswanto menambahkan, kegiatan ini menjadi tahap awal peluncuran produk baru, yakni “Talas Signature”.
“Ini pertama kalinya kami berkolaborasi dengan IPB dalam pengolahan talas menjadi tepung. Kami berharap hasilnya bagus, agar ke depan bisa menghadirkan varian-varian baru,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pertumbuhan bisnis Lapis Bogor Sangkuriang saat ini sangat positif. Pencapaian ini tak lepas dari peran berbagai pihak stakeholder, mitra, hingga masyarakat yang telah mempercayai kualitas produknya.
“Saat ini, produk kami memang hanya dijual di wilayah Bogor Raya sebagai oleh-oleh khas daerah,” imbuh Nanang.
Nanang mengungkapkan bahwa peran serta IPB, Pemkot Bogor, masyarakat, dan petani sangat penting dalam menciptakan produk unggulan Bogor. “Kami berharap hal ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua KTD Saluyu, Abidin menyambut baik kolaborasi yang digagas oleh Lapis Bogor Sangkuriang. Ia juga menyebut kegiatan sebagai bentuk kepedulian terhadap petani talas.
“Ini adalah bentuk kepedulian Sangkuriang terhadap para petani dan dengan adanya program ini kami sangat antusias sekali,” ucapnya.
Para petani membudidayakan talas varietas pratama di lahan keseluruhan seluas 12 hektare dengan mengusung talas sehat yang mengedepankan penggunaan pupuk organik serta pestisida hayati.
“Untuk memenuhi kebutuhan atau tantangan yang diberikan Sangkuriang kami ingin menciptakan satu pohon talas dengan hasil 3-7 kilogram,” katanya. (*)