Bogor24Update – Puluhan warga Perumahan River Valley 1, Desa Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor melakukan aksi protes atas dugaan upaya penghadangan truk pengangkut sampah oleh pihak tertentu, Jumat 6 Oktober 2023.
Koordinator aksi sekaligus tokoh masyarakat di Perumahan River Valley 1, Riza Komering mengatakan, bahwa aksi tersebut merupakan puncak kesabaran warga atas sikap arogan pasangan suami istri berinisial BSH dan RS yang juga merupakan warga di perumahan tersebut.
“Ini puncak kekesalan kami, karena sudah sejak awal mereka cukup arogan dan beberapa kali membuat kegaduhan. Dan kami masih bersabar karena warga disini ingin damai dan guyub,” ungkap Riza saat dikonfirmasi.
Riza memaparkan, beberapa bulan sebelumnya RS (istri BSH) sempat melakukan upaya pengrusakan bangunan Tempat Penampungan Sampah (TPS) warga River Valley 1 bersama sejumlah orang tanpa ada kejelasan penyebab pengrusakan tersebut.
“Karena kami kesulitan untuk membuang sampah, maka kami mengajukan bantuan truk pengangkut sampah kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor. Namun entah kenapa, pada selasa 3 Oktober 2023 lalu truk tersebut dihadang, bahkan menggunakan kendaraan milik beliau (BSH),” paparnya.
Warga menduga, lanjut Riza, ini merupakan buntut kekalahan RS pada pemilihan ketua RT di wilayah tersebut. Pascakekalahan itulah, sambung dia, pasutri ini kerap membuat onar salah satunya dengan membentuk RT tandingan.
“Kami tidak bisa tinggal diam dengan sikap arogansi itu, karena selama ini kami sudah banyak bersabar,” katanya.
Menyikapi hal itu, BSH membantah bila ada pengrusakan fasilitas TPS oleh RS. Menurutnya, pembongkaran tersebut atas dasar perintah pihak Developer secara tertulis yang ditujukan kepada ketua paguyuban di perumahan tersebut dan dipindah ke bagian belakang perumahan berbatasan dengan River Valley 3.
“Tidak benar, kalau ada bahasa saya merusak TPS akan saya peroses hukum. Yang benar adalah, sebelumnya saya ini sebagai penasihat hukum developer, nah untuk menjadikan perumahan River Valley ini indah, tertata baik dan nyaman, pihak developer meminta TPS dibongkar, bahkan ada suratnya kepada ketua paguyuban,” bantah BSH.
Bahkan, lanjut dia, surat tersebut sekaligus untuk membongkar TPS pindahan yang berada di belakang perumahan. Karena sempat ada warga yang protes akibat asap bakaran sampah di TPS pindahan tersebut.
“Saya tidak tidak tahu warga mana, tapi ada yang protes akibat asap bakaran sampah itu,” lanjutnya.
Ditanya soal aksi penghadangan yang menurut warga dilakukan oleh BSH dengan menggunakan mobil pribadinya, BSH pun membantah pernyataan warga.
Diakui BSH, dirinya sebagai warga sempat protes terhadap cara pengangkutan sampah keliling menggunakan truk di area perumahan. Menurutnya wajar saja bila sebagai warga protes karena memiliki tujuan dan maksud baik demi kepentingan semua pihak.
Karena menurutnya tidak ada yang dapat mempertanggungjawabkan apabila terjadi kerusakan jalan dan mobil warga seandainya terjadi senggolan dengan truk sampah, termasuk bila terjadi pencemaran lingkungan (air dan udara) di kawasan perumahan akibat bau tak sedap yang ditimbulkan.
“Tidak ada itu penghadangan. Saya waktu itu sedang mengeluarkan mobil dari garasi untuk belok ke kanan, saya lihat ada truk sampah akhirnya mobil saya belokan ke kiri karena takut bersenggolan sekalian saya juga mau mengabari pak Roni untuk berangkat ke Bandung pagi itu. Disitulah saya diteriakin suruh mundur,” tandasnya.