“Kekuatan seniman lemah, karya seni tidak terdokumentasi dengan baik, sinergi dengan pemerintah belum kondusif, harus ada gerakan bersama untuk membangun iklim kesenian kota menjadi kota yang bermartabat, bercita rasa seni dan berbudaya adiluhung,” imbuhnya.
Sementara itu, Pengelola Museum Perjuangan, Beny Laras menyambut baik hadirnya para seniman di pelataran museum yang bisa menggunakan untuk kreativitas dan sosial.
Beny berharap dengan begitu museum sebagai situs benda-benda perjuangan bangsa Indonesia bisa menjadi referensi bagi generasi bangsa.
“Yang terpenting semangat juang dalam mengisi kemerdekaan, khususnya generasi penerus sesuai dengan cita-cita para pejuang terdahulu terus untuk estafet dalam mengembangkan kreativitasnya seni dan budaya,” ujar dia.
Menurutnya, sebagai generasi bangsa harus terus untuk berkreasi sifatnya positif dalam arti semangat perjuangan yang tanpa pamrih, terutama ke para anak didik atau pelajar, mahasiswa, dan juga masyarakat umumnya.
“Jadikanlah museum ini menjadi tempat sarana untuk sebagai menimba ilmu, memberikan peluang untuk bersinergi dan berkreativitas untuk mengembangkan bakat bagi yang pemula, maupun yang sudah berjalan dengan apa adanya,” pungkasnya.