Wanita yang akrab disapa DPS itu juga menilai semua elemen yang terkait harus sama-sama mendorong dan membantu agar kekerasan pelajar tidak lagi terjadi.
“Kegagalan kita adalah manakala ada murid sekolah kita yang melakukan tindakan-tindakan kriminal. Kita harus serius menangani hal-hal semacam ini karena kita negara hukum,” ungkapnya.
Ia juga menyayangkan kekerasan pelajar sering terjadi di Kota Bogor. Keberadaan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Kota Bogor seharusnya membuat semua elemen menjaga keamanan dan kenyamanan warga Kota Bogor yang hidupnya berdampingan dengan Presiden.
“Kota Bogor yang notabene tidak jauh dari ibu kota bahkan Pak Presiden sering kali berada di Istana Bogor harusnya jelas Kota Bogor menjadi salah satu kota teraman dan ternayaman,” terangnya.
Lebih lanjut, Komisi IV mendorong Diskominfo Kota Bogor untuk melakukan penambahan pengadaan kamera pengawas atau CCTV di jalanan Kota Bogor.
Hal tersebut, sambungnya, dapat membantu kepolisian dalam melakukan monitoring dan investigasi, jika terjadi kekerasan pelajar lagi di kemudian hari.
“Tolong bisa ditambahkan CCTV di jalanan agar lebih mudah memonitoring. Sampai saat ini pelaku utama kan belum ketemu juga, jadi ini harus kita bantu pihak kepolisian,” tandasnya.
Untuk diketahui, FGD ini turut menghadirkan Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Bogor Waito Wongateleng, Kepala Disdik Kota Bogor, Sujatmiko Baliarto dan diikuti kepala sekolah SMP negeri dan swasta se-Kota Bogor serta Satgas Pelajar. (Ris)