Bogor24Update – Dimulainya musim penghujan di Kota Bogor ditandai dengan terjadinya banjir dan longsor di berbagai wilayah. Salah satunya banjir yang terjadi di Kampung Kaum Sari, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Minggu (26/11). Banjir yang terjadi di sekitaran komplek Olympic Central Business District (OCBD) merendam 6 rumah dan berdampak kepada 8 KK.
Mendengar kabar tersebut, Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto bersama Anggota DPRD Kota Bogor, Endah Purwanti, Sri Kusnaeni, dan Muaz HD meninjau lokasi kejadian pada Senin (27/11). Disana, Atang berdiskusi dengan para korban dan pihak OCBD terkait kronologi kejadian bencana.
Setelahnya, Atang pun menggelar rapat kerja terpadu yang beragendakan melakukan pemetaan masalah dan menyusun solusi mengatasi banjir di Kaum Sari, Kamis (30/11). Dalam rapat tersebut, Atang menghadirkan berbagai pihak mulai dari warga yang menjadi korban banjir, pihak OCBD, pihak Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Dinas PUPR, Dinas Perumkim, BPBD, dan Bappeda Kota Bogor.
Dalam rapat tersebut, Atang didampingi oleh Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor Zenal Abidin dan anggota DPRD Kota Bogor Endah Purwanti. Kepada warga, Atang mencoba menggali informasi lebih banyak terkait bencana banjir yang terjadi di Kaum Sari.
![](https://i0.wp.com/bogor24update.id/wp-content/uploads/2023/12/IMG_20231211_151749.jpg?resize=1500%2C844&ssl=1)
Diketahui, bahwa banjir di Kampung Kaum Sari sudah terjadi sejak 2010 silam. Namun, intensitasnya meningkat sejak 2014 dan yang terparah terjadi pada 2023 ini. Para warga yang menjadi korban, menuding proyek pembangunan jembatan yang dikerjakan oleh pihak OCBD menjadi akar permasalahan terjadinya banjir di Kampung Kaum Sari.
Sebab, menurut Dian pembangunan jalan dan jembatan yang dilakukan oleh pihak OCBD membuat badan sungai yang berada di ujun Kampung Kaum Sari menjadi menyempit.
“Banjir ekstrem dimulai saat adanya pembangunan jalan yang dilakukan oleh Olympic. Kejadian terbesar di pekan kemarin, nah itu karena bagian ujung sungai menyempit yang diakibatkan oleh pembangunan jembatan,” ungkap Dian selaku warga.
Menanggapi hal tersebut, Bagian Pengembangan Bisnis dan Penanganan Proyek OCBD, Janes Pasaribu menampik tudingan warga. Ia menjelaskan bahwa pembangunan jembatan yang dikerjakan oleh pihak OCBD tidak merubah struktur badan sungai. Bahkan, kehadiran jembatan baru disiapkan guna mengatasi masalah banjir yang tiap tahun mengalami kenaikan.
![](https://i0.wp.com/bogor24update.id/wp-content/uploads/2023/12/IMG_20231211_151810.jpg?resize=1500%2C844&ssl=1)
Janes menerangkan, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh timnya, diketahui banjir terjadi karena adanya penyempitan badan sungai yang mengalir di bawah jalan Raya Bogor yang mengarah ke Kedung Halang. Bukan yang berada di bawah jembatan yang dikerjakan oleh pihak OCBD.
“Jembatan tidak menghambat tapi tidak memperlebar. memang terjadi penyempitan yang fatal yang mengarah ke Kedung Halang dan bukan di bawah jembatan OCBD,” jelasnya.
Klaim dari pihak OCBD pun diamini oleh Kepala Dinas PUPR Kota Bogor Rena Da Frina. Menurut Rena, penyempitan yang terjadi di bawah jalan Raya Bogor tidak dapat diatasi dengan diperlebar dalam waktu dekat. Sebab, status jalan Raya Bogor berada di bawah wewenang pemerintah pusat, sehingga akan sulit untuk meminta bantuan pelebaran saluran air.
Rena memberikan opsi agar tidak ada lagi korban banjir di Kaum Sari, maka pihak OCBD baiknya membebaskan lahan 6 rumah milik warga agar warga bisa pindah ke tempat yang lebih aman. Disamping adanya opsi pembuatan sodetan baru guna menampung debit air yang mengalir di aliran sungai Kampung Kaum Sari.
“Kemarin kami melakukan tindak lanjut memberikan opsi untuk pembebasan lahan warga terdampak. Menurut kami itu yang paling memungkinkan agar tidak ada korban yaitu pembebasan lahan warga terdampak. Ini perlu ada kesepakatan kedua belah pihak,” ujar Rena.