Cianjur24Update – Peringatan Hari Ibu di Kabupaten Cianjur diwarnai dengan kegiatan talkshow reflektif yang digelar Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Cianjur, bekerja sama dengan pimpinan DPRD Kabupaten Cianjur.
Kegiatan tersebut menghadirkan perempuan dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari pengusaha UMKM, pelaku usaha travel dan restoran, kontraktor, pedagang sayur, hingga penyapu jalan, tukang pijat, dan pengemudi ojek online perempuan.
Melalui forum tersebut, perempuan-perempuan Cianjur yang tergabung dalam IWAPI meneguhkan komitmen untuk bergotong royong memajukan peran dan kapasitas kaum perempuan dalam pembangunan daerah.
Talkshow menghadirkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Hj. Susilawati sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, Susilawati menegaskan bahwa peringatan Hari Ibu di Indonesia memiliki makna historis dan politis yang jauh lebih mendalam dibanding sekadar perayaan simbolik.
“Hari Ibu bukan hanya hari kasih sayang, tetapi refleksi sejarah perjuangan perempuan Indonesia yang turut memperjuangkan kemerdekaan dan hingga kini berperan aktif mengisi pembangunan,” ujar Susilawati, Selasa (23/12/2025).
Ia menjelaskan, Hari Ibu berakar dari Kongres Perempuan Indonesia Pertama yang digelar pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta dan diikuti sekitar 30 organisasi perempuan.
Dalam kongres tersebut, isu-isu krusial seperti pernikahan dini, kesehatan, pendidikan, hingga perdagangan perempuan telah menjadi perhatian utama.
“Menariknya, isu-isu yang dibahas hampir satu abad lalu itu masih sangat relevan hingga hari ini,” kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cianjur tersebut.
Susilawati menambahkan, melalui Keputusan Presiden Soekarno Nomor 316 Tahun 1959, tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu sebagai bentuk penghormatan kepada perempuan pejuang bangsa. Bung Karno, lanjutnya, menegaskan bahwa Hari Ibu adalah hari perjuangan perempuan, bukan sekadar hari bunga dan hadiah.
Dalam talkshow tersebut juga diulas perjalanan sejarah perempuan Indonesia, mulai dari masa penjajahan dengan berbagai keterbatasan akibat penindasan kolonial dan budaya patriarki, hingga tumbuhnya kesadaran nasional melalui pendidikan dan organisasi sosial.
Sejumlah tokoh perempuan pejuang turut disoroti, di antaranya R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Martha Christina Tiahahu, hingga Laksamana Malahayati. Selain itu, peran organisasi perempuan seperti Putri Mardika, Aisyiyah, Wanita Taman Siswa, dan Wanita Katolik dinilai berkontribusi besar dalam bidang pendidikan, sosial, dan kebangsaan.
Menurut Susilawati, perempuan memiliki peran strategis dalam pembentukan bangsa, baik sebagai pendidik pertama di keluarga maupun penjaga nilai budaya dan identitas nasional.
Perjuangan perempuan masa kini, katanya, tidak lagi berbentuk perlawanan fisik, melainkan melalui partisipasi aktif dalam pembangunan, pendidikan, politik, serta kebijakan publik.
Sementara itu, Ketua IWAPI Cianjur, Evi Damayanti, mengatakan kegiatan tersebut menjadi ruang berbagi pengalaman dan pembelajaran bagi perempuan dari berbagai latar belakang.
“Kami ingin ibu-ibu pelaku UMKM di Cianjur semakin berkembang dan mampu go internasional. Di momen Hari Ibu ini, kami juga mengundang penyapu jalan dan ojek online perempuan untuk berbagi kisah ketangguhan mereka dalam membantu perekonomian keluarga,” ungkapnya.
Selain talkshow, IWAPI bersama Hj. Susilawati juga akan menggelar kegiatan bakti sosial serta penanaman pohon bertema Merawat Pertiwi, Perempuan Tangguh, Pertiwi Utuh, sebagai simbol harmoni antara perempuan dan alam.
Evi berharap, peringatan Hari Ibu dapat menjadi momentum bagi perempuan di Cianjur untuk semakin berdaya, maju, dan menjadi teladan bagi generasi mendatang.
“Perempuan kuat bukan untuk menyaingi laki-laki, tetapi untuk menguatkan bangsa bersama-sama. Merawat perempuan berarti merawat pertiwi,” pungkasnya.
Di akhir acara, IWAPI bersama pimpinan DPRD Kabupaten Cianjur menyerahkan bingkisan dan bantuan sosial kepada para penyapu jalan serta pengemudi ojek online perempuan.(*)





















