Meski begitu, pria asal Bima tersebut mengatakan bahwa penjualan saat ini belum mencapai puncaknya. Namun, dia meyakini permintaan akan meningkat drastis seminggu sebelum lebaran.
“Orderan yang masuk baru sekitar 20-30 sapi. Harga bervariasi mulai dari 15 hingga 35 juta, tergantung ukuran sapi yang dijual,” ujarnya.
Selain itu, Ardin menyebut bahwa sapi yang dijual telah melewati pemeriksaan kesehatan saat masih berada di Bima. Setelah dinyatakan sehat, sapi tersebut baru dikirim ke Jawa untuk dijual.
“Secara keseluruhan, jumlah sapi yang didatangkan dari Bima ke Jabodetabek memang menurun. Tahun lalu mencapai 23 ribuan, sekarang hanya sekitar 17 ribuan. Ini karena izinnya sudah diperketat,” paparnya.
Ardin juga menjelaskan bahwa pembeli dapat datang langsung ke setiap tempat penjualan atau lapaknya, lalu membayar uang muka. Sapi akan diantar ke lokasi pembeli sesuai permintaan.
“Nantinya, sapi akan tetap berada di lokasi penjualan hingga hari Idul Adha. Kemudian, kami akan mengantarkan sapi sesuai lokasi tempat sapi akan dikurbankan,” tandasnya.(*)