Bogor24Update – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Sastra Winara mengaku menjadi salah satu korban kecurangan SPBU di Jalan Alternatif Sentul, Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Seperti diketahui, SPBU tersebut telah terbukti melakukan kecurangan dengan mengurangi takaran BBM jenis Pertalite dan Pertamax kepada konsumen hingga disegel dan ditutup Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Saya sering ngisi (bensin) di sini, kita sangat prihatin ya,” ujar Sastra Winara kepada wartawan, Rabu, 19 Maret 2025.
“Termasuk (jadi) korban lah, karena kalau ngisi itu kan biasanya kita ngisi full diatas Rp500 ribu. Tadi setiap 20 liter hampir 0,8 artinya hampir 1 liter itu dikurangi hampir 4 persen lah dikuranginya,” sambungnya.
Sastra mengaku heran akan adanya kasus di SPBU Sentul tersebut. Sebab, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Bogor selalu melakukan pengecekan tera (alat ukur).
“Setiap tahun itu melakukan tera, ternyata yang ditera yang selalu di (cek) aman-aman saja. Kita pakai alat yang canggih, tentunya tadi yang disampaikan oleh pak direktur, diperkirakan bukan 2 bulan mungkin bisa dari awal-awal dulu,” ucapnya.
Lebih lanjut, Sastra berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi. Mengingat, hal itu sangat merugikan derita masyarakat ditengah himpitan ekonomi.
“Kami Pemda, DPRD menghimbau untuk sama-sama pengusaha SPBU tertiblah, pasti keuntungan yang diatur oleh Pertamina saya kira cukup. Mudah-mudahan tidak ada lagi Pertamina yang nakal,” tutupnya.
Sebelumnya, Mendag RI, Budi Santoso mengatakan bahwa SPBU tersebut disegel karena terbukti melakukan kecurangan takaran BBM dengan menggunakan alat elektronik tersembunyi yang dikendalikan melalui handphone (HP) yang dipasang kabel dan disambungkan ke pompa ukur.
“Menggunakan sistem remot. Jadi, ada aplikasi yang ada di HP itu bisa difungsikan kapan takaran ini akan berkurang dan kapan tidak berfungsi,” jelas Budi kepada wartawan di lokasi.(*)