Kerja sama tersebut berdampak signifikan bagi lebih dari 100 supplier, serta mampu memberdayakan tak kurang dari 800 pekerja eksternal dengan 38 persen adalah perempuan.
Secara internal tim, FishLog juga memberdayakan perempuan sebagai peran yang signifikan bagi kinerja perusahaan.
“Kami menyadari bahwa partisipasi perempuan sangat penting, sehingga kami mendapatkan berbagai perspektif yang saling melengkapi bagi produktivitas efektivitas perusahaan serta memberikan wadah bagi para perempuan untuk berkarya dan meningkatkan skill,” ungkap Bayu.
Visi utama Fishlog adalah membangun sebuah ekosistem perikanan yang inklusif dengan memperbaiki efisiensi dalam rantai pasok perikanan yang masih kurang optimal dan belum terkoneksi dengan baik.
Para nelayan, pengepul, pemilik cold storage, pelaku pemindangan, industri perikanan, logistik, serta pembeli dan investor dapat terhubung secara langsung, berpartisipasi, dan mendapatkan manfaat secara adil. Dengan demikian, informasi dan komoditas perikanan dapat dipertukarkan dengan lebih efisien, transparan, dan berkelanjutan.
Ia menandaskan, FishLog bukan sekadar perusahaan penyedia layanan rantai pasok, melainkan juga menjadi penggerak pasar yang membantu meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam industri perikanan Indonesia.
“FishLog tidak hanya sebuah startup, tetapi juga merupakan bagian dari solusi transformasi rantai pasok perikanan Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan industri perikanan secara keseluruhan,” katanya. (*)