Bogor24Update – Koalisi Rakyat Siliwangi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu 2024, baik di dalam maupun di luar negeri. Hal tersebut disampaikan Koordinator Koalisi Rakyat Siliwangi Untuk Pemilu Jurdil, Irfan Fauzi Arief, Senin 19 Februari 2024.
Namun, ia juga menyayangkan adanya temuan Bawaslu RI yang menunjukkan adanya 13 masalah pada pemungutan suara dan 6 masalah pada penghitungan suara, yang mengindikasikan bahwa pemilu belum berjalan secara jujur dan adil.
“Adanya penggiringan opini yang berdasarkan quick count, dan meminta semua pihak untuk menunggu hasil real count KPU yang akan diumumkan pada 20 Maret 2024,” kata Irfan kepada media.
Ia juga mendesak DPR, akademisi, mahasiswa, dan aparat penegak hukum untuk mengawasi dan menindaklanjuti laporan pelanggaran pemilu secara adil, transparan, dan tanpa pandang bulu.
“Agar tidak ada opini pribadi yang dibentuk akibat kurangnya akses informasi terhadap proses persidangan dan penindakan kejahatan pemilu,” terangnya.
Sementara beberapa anggota Koalisi Siliwangi Bersatu, mengklaim telah menemukan sejumlah indikasi kecurangan pemilu di Kabupaten Bogor. Hal ini diungkapkan oleh Nanang anggota Koalisi Siliwangi Bersatu.
Menurut Nanang, daftar kecurangan yang ditemukan oleh koalisi mencapai puluhan, namun belum termasuk bukti-bukti yang sebenarnya.
“Kami masih mencari-cari untuk pembuktian yang autentik, nanti baru dilaporkan ke bagian hukumnas Amin,” ujarnya, Senin 19 Februari 2024.
Nanang menjelaskan bahwa daftar kecurangan tersebut berasal dari saksi-saksi kecamatan yang telah ditugaskan oleh koalisi di 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor.
“Saksi kecamatan, jadi sudah megang pada kecamatan-kecamatan. Jadi nanti akan dilaporkan, nanti berbarengan, kalau memang sudah terkumpul,” katanya.
Adapun bentuk kecurangan yang ditemukan oleh koalisi, menurut Nanang, antara lain adalah serangan fajar, pembangunan kantor RW pemberian bantuan untuk BLT, dan intimidasi terhadap pemilih.
Sementara Nanang mengaku pernah mengalami intimidasi secara langsung dari salah satu RW di Pagelaran, yang mengirimkan pesan WA kepadanya, memintanya untuk memilih pasangan calon nomor urut 02.
Nanang juga menunjukkan beberapa bukti kecurangan yang ia miliki, seperti foto pembangunan kantor RW dan baliho pasangan calon nomor urut 02 yang dipasang di beberapa tempat.
Ia mengatakan bahwa ia sempat dicegah oleh sesepuh di salah satu RW untuk memasang baliho pasangan calon nomor urut 01, dengan alasan belum ada informasi dari RW.
Namun, beberapa hari kemudian, baliho pasangan calon nomor urut 02 sudah terlihat di sana.
“Laporan kecurangan yang akan disampaikan oleh koalisi dapat ditindaklanjuti oleh pihak berwenang, agar pemilu dapat berjalan dengan jujur dan adil,” harapnya.