Bogor24Update – Korban dugaan keracunan makanan di sekolah di Kota Bogor mengalami penambahan kasus. Hingga Kamis, 8 Mei 2025 tercatat total korban 171 orang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, berdasarkan kegiatan penyelidikan epidemiologi (PE) di Kamis kemarin korban baru yang terdata 135 orang.
Sementara pasien yang masuk rawat inap di hari yang sama 17 orang, sehingga jumlah total yang dirawat inap 22 orang.
“Total perkembangan kasus dugaan keracunan makanan dari tanggal 7 sampai dengan 8 Mei 2025 secara kumulatif total korban yang tercatat 171 orang,” kata Retno dalam keterangannya, Jumat, 9 Mei 2025.
Dari jumlah tersebut dengan rincian 22 orang menjalani rawat inap, 29 orang menjalani rawat jalan, dan 120 orang mengalami keluhan ringan.
Adapun sebaran 22 korban yang menjalani rawat inap di RS Hermina (7 orang), RS Azra (4 orang), RS Islam (6 orang), RS EMC (1 orang), RS Graha Medika (2 orang), dan RS Salak (2 orang).
Sedangkan sebaran kasus berdasarkan sekolah, berasal dari enam sekolah yang telah melaporkan kejadian, dari total 13 sekolah yang terdata.
Keenam sekolah tersebut yaitu TK Bina Insani (18 orang), SD Bina Insani (2 orang), SMP Bina Insani (82 orang), SDN Kukupu 3 (9 orang), SDN Kedung Jaya 1 (16 orang), dan SDN Kedung Jaya 2 (43 orang).
Retno juga menyampaikan instansinya saat ini tengah melakukan investigasi epidemiologis untuk mencari sumber kejadian.
Selain itu berkoordinasi dengan pihak sekolah dan instansi terkait dalam upaya penanganan, pengambilan sampel, serta edukasi kepada masyarakat.
Berdasarkan hal itu, pihaknya melakukan rencana tindak lanjut, di antaranya pemantauan kasus keracunan sampai kasus tidak ditemukan kembali, melakukan pengobatan dan rujukan ke rumah sakit sesuai indikasi.
Kemudian, pemeriksaan sampel muntahan dari rawat inap di rumah sakit dan pengambilan sampel dari dapur makan bergizi gratis (MBG).
Ia mengatakan bahwa pengujian berbagai sampel yang telah didapatkan dilakukan secara mikrobiologi dilakukan di Labkesda Kota Bogor membutuhkan waktu 4 hari. Meliputi empat tahap pengujian yaitu pra pengayaan, pengayaan selektif, plating out, dan konfirmasi.
“Dinas Kesehatan terus berkoordinasi dengan sekolah-sekolah yang terpapar jika ada penambahan kasus dan koordinasi dengan rumah sakit untuk penanganan pasien dengan baik,” imbuhnya.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakat dalam mengkonsumsi makanan perlu memperhatikan mulai proses penyiapan makanan sampai ke penyajian makan.
“Jika ada keluhan terjadi setelah mengkonsumsi makanan, maka dapat segera mengakses pelayanan kesehatan di Puskesmas terdekat atau Dinas Kesehatan melalui call center PSC 119,” tandasnya. (*)