Atang mengaku banyak menerima aspirasi masyarakat baik yang disampaikan secara langsung maupun kelembagaan, yang meminta untuk meniadakan dan memberlakukan kembali dua arah pada SSA. Terlebih pengerjaan jembatan Otista ini dinilai masyarakat berlangsung cukup lama.
“Mereka menyayangkan kalau itu terjadi sampai tujuh bulan kedepan, maka banyak juga yang meminta tadi SSA dicoba untuk ditiadakan, kalau ternyata itu memenuhi solusi yang ada, itu bagus, saya kira itu bukan suatu yang tidak bisa diubah,” katanya.
Dia juga mengatakan, DPRD Kota Bogor melalui komisi III telah melakukan komunikasi secara reguler dengan dinas terkait. Dirinya meyakini jika aspirasi masyarakat itu sudah tersampaikan.
Selain itu, pihaknya juga meyakini bahwa Pemkot Bogor bersama Polresta Bogor Kota dan Kodim Kota Bogor sedang berupaya untuk mencarikan solusi yang terbaik.
“Kan ada rekayasa A, rekayasa B, kemudian median jalan dibongkar, itukan bagian dari upaya untuk mengurai itu (kamacetan) semua. Kami apresiasi langkah-langkah yang dilakukan,” kata Atang.
Namun, Atang kembali mengatakan, berkaitan hal ini bisa saja upaya yang dilakukan seperti disampaikan masyarakat, yaitu memperlakukan kembali dua arah pada jalur SSA.
“Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba semua opsi baik opsi yang dihasilkan dari kajian ilmiah maupun opsi di luar kajian ilmiah yang menjadi aspirasi masyarakat,” pungkasnya.