Marse juga menjelaskan, bahwa program pengurangan angkot tetap berjalan dan sudah menggunakan Sistem Manajemen Angkutan Elektronik (SiMAE).
“Sudah digunakan SiMAE, artinya dengan keluarnya Perda Transportasi Nomor 8 Tahun 2023 usia teknis itu 20 tahun. Maka disesuaikan semua 20 tahun. Kemudian yang penekanannya laik jalan, semua sudah dipersiapkan termasuk SOP-nya. Perda sudah muncul, tinggal Perwali-nya dipersiapkan,” katanya.
Namun, kata Marse, program ini bertahap dan secara tidak langsung sudah berjalan karena kendaraan yang melebihi usia teknis tidak dilayani.
Kemudian, di jalur sistem satu arah (SSA) sudah berlaku konversi yang BTS, reduksi dua menjadi satu, peremajaan dengan pola pindah layanan.
“Dan diusahakan rerouting atau pindah layanan. Sehingga target pak wali mengurangi kemacetan di pusat kota akan berjalan,” katanya.
Kaitan kemacetan dengan Bogor Lancar, titik parkir seputar SSA, selain Warung Bogor ke Jalan Roda atau Suryakencana. Ada juga titik Jalan Bastaman hingga kawasan Empang akan menjadi fokus Dishub.
Dishub akan menghitung luas jalan yang bisa digunakan, sehingga titik rasio dan fungsi jalan akan lebih baik. Ia memastikan selama pembukaan jalur Otista mungkin tidak ada kemacetan.
“Tetapi untuk yang nanti foto, selfie dan segala macam akan kami coba meminimalisir terutama di jam-jam tentu. Apabila waktu senggang jalannya, malam atau ketika kendaraan sepi, itu diperbolehkan,” pungkasnya.