Bogor24Update – Seperti diketahui Partai Golkar Kota Bogor berpeluang meraih tujuh kursi DPRD dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 kemarin.
Rupanya hal tersebut membuat partai politik (parpol) lain dan bakal calon wali kota Bogor melirik dukungan hingga berharap bersanding dengan calon dari internal partai berlambang pohon beringin itu.
Teranyar, DPD PAN Kota Bogor bersama bakal calon wali kota Bogor Dedie A. Rachim yang diusungnya melakukan silaturahmi politik ke DPD Partai Golkar, pada Senin kemarin.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Yusfitriadi menilai sedikitnya ada tiga faktor yang membuat Golkar begitu seksi dalam dialektika politik jelang Pilkada Kota Bogor 2024.
Pertama, adanya kepastian hukum, di mana Golkar sudah memastikan kadernya untuk maju dalam kontestasi tersebut.
Hal itu dipastikan melalui surat rekomendasi yang menyebutkan bila Ketua DPD Partai Golkar Kota Bogor, Rusli Prihatevy merupakan calon wali kota yang akan diusung.
“DPP Golkar telah memastikan, satu-satunya kader yang direkomendasikan untuk menjadi calon wali kota Bogor yang diusung adalah Rusli Prihatevy,” ujar Yusfitriadi kepada wartawan, Selasa, 23 April 2024.
Sementara dari partai lain, dikatakan Yusfitriadi, belum ada satupun kepastian untuk mengusung salah satu figur.
Faktor kedua, lanjutnya, dari sisi elektabilitas partai secara nasional termasuk di Kota Bogor, mengalami kenaikan suara signifikan dalam Pemilu 2024.
“Sehingga kekuatan-kekuatan politik yang lain sudah dapat menakar kalkulasi elektoral jika merapat ke Golkar,” katanya.
Sedangkan faktor ketiga, kata Yusfitriadi, Golkar telah memastikan mengusung kader internal dan secara nasional hampir semua figur yang diberi rekomendasi oleh DPP adalah mereka yang sudah berproses di partai.
“Rusli merupakan kader yang berproses. Bahkan saat ini menduduki jabatan puncak di Golkar Kota Bogor. Sementara partai lain sampai saat ini belum jelas sosok dan figur mana yang akan diusung, kader partai sendiri atau figur dari luar partai,” katanya.
Bahkan, kata dia, partai-partai yang memiliki elektabilitas kuat pada Pemilu 2024 kemarin, seperti PKS, PDI Perjuangan, PKB, dan lainnya belum terlihat adanya indikasi untuk mengusung kader sendiri.
“Hal ini penting, di mana salah satu keberhasilan peran parpol adalah perkaderan politik. Bila ada partai yang mengusung kader lain, itu merupakan kegagalan dari partainya,” tandasnya.(*)