Bogor24Update – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor membentuk Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan Bogor Timur sebagai Kelurahan Tangguh Bencana (Keltana) ke-27.
Acara pelatihan relawan Keltana Sindangrasa dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, di Hotel Agria Bogor pada Selasa, 23 September 2025.
Wakil Wali Kota Bogor menyampaikan apresiasinya atas kehadiran berbagai narasumber dari Kemendagri, Forum Risiko Bencana, Dinas Kesehatan, dan Damkar dalam kegiatan tersebut.
“Kelurahan tangguh bencana kali ini kebetulan di tempat tinggal saya yaitu Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan Bogor Timur. Sehingga saya mewakili Pemkot Bogor dan warga bisa hadir sekaligus membuka kegiatan pembekalan relawan Keltana Sindangrasa sebanyak 22 orang,” ujarnya.
Dengan demikian, para relawan ini menjadi pion utama pada saat mitigasi bencana awal, penanggulangan bencana awal dan akan berkoordinasi dengan BPBD. Adapun Kelurahan Sindangrasa menjadi Keltana ke-27 yang telah dibentuk oleh BPBD.
“Kami sadari banyak yang perlu dievaluasi sehingga setelahnya dibentuk tidak hanya diam atau dibentuk cicing (Tukcing). Ini ikhtiar semata untuk pelayanan dan penanggulangan bencana agar lebih siap dan memiliki koordinasi yang cepat. BPBD sangat terbantu dengan mitigasi dan penanggulangan saat bencana hingga pasca bencana,” ujar Jenal.
Ia juga menilai hal ini menjadi penting dan sangat strategis dengan total 72 personel BPBD Kota Bogor tidak akan maksimal mengkover 68 kelurahan, sehingga butuh informasi dan peran strategis dari masyarakat.
“Tidak hanya saat bencana, tetapi mitigasi. Bagaimana kemampuan itu bisa dimiliki, mereka diberikan bimbingan dan pelatihan selama 3 hari. Jadi mereka bisa mitigasi dan memberi laporan. Semua masih serba keterbatasan dan sukarela tapi memang dengan adanya semangat kemanusiaan, saya apresiasi warga yang mau, semoga Allah SWT membalas dan diberikan kesehatan,” ucapnya.
Relawan ini ada yang dari unsur pengurus RT, RW, ustad, guru ngaji, dan remaja, mencerminkan kolaborasi antar generasi juga elemen. “Bencana dengan adanya generasi muda pandangan mereka akan berbeda, saya rasa selama SOP diberikan bimbingan tidak masalah,” tambah Jenal.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Dimas Tiko PS, mengatakan di bulan kemarin, pihaknya membentuk Kelurahan Tegallega dan hari ini sampai tiga hari ke depan Kota Bogor resmi memiliki 27 Keltana.
Ia menargetkan empat kelurahan dan satu kecamatan tangguh bencana pada 2026 dengan Kecamatan Bogor Utara dipersiapkan menjadi kecamatan tangguh bencana.
“Kenapa Kecamatan Bogor Utara, pertama tahun depan ada dua kelurahan di Kecamatan Bogor Utara yang akan dibentuk Keltana genap total ada 8 kelurahan yang sudah jadi Keltana. Setelah semua kelurahan menjadi tangguh bencana, ditingkatkan statusnya. Insyaallah 68 Kelurahan dan 6 kecamatan tingkat Kota Bogor harus terbentuk Keltana,” terangnya.
Dimas mengakui Pemkot Bogor keterbatasan sumber daya manusia (SDM) sehingga penanganan kejadian pada saat memasuki musim penghujan banyak sekali. Namun dibantu Damkar, Tagana, dan lainnya serta tidak terlepas dari fungsi perbantuan Keltana yang telah terbentuk.
“Contohnya Keltana Gunung Baru, masya Allah dengan perlengkapan gergaji mesin dari mereka, mereka berjibaku melakukan penanganan,” ungkap Dimas menambahkan.
Dimas membeberkan bahwa tidak menutup relawan Keltana ini melakukan mitigasi, seperti adanya pohon rawan tumbang, tembok penahan tanah (TPT) rawan longsor, dan lainnya. Artinya melalui Keltana menjadi pionir yang manfaatnya sangat membantu BPBD Kota Bogor yang notabene di bawah kendali Pemkot Bogor.
“Insyaallah secara bertahap Keltana ini BOP masih berproses, tapi ikhtiarnya mereka bersemangat berbicara hubungan antar sesama manusia. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Relawan tidak melihat ada apanya, tapi terus gas bergerak demi kebaikan. Bicara kemanusiaan tidak mengenal batas. Kejadian orang hanyut kemarin, berbondong-bondong relawan kota dan kabupaten Bogor termasuk unsur pemerintahan Kabupaten Bogor, Damkar, BPBD dan lainnya. kemanusiaan itu panggilan dari hati. Secara bertahap difikirkan Keltana bisa berkelanjutan,” pungkasnya. (*)