Bogor24Update – Akhir tahun ini menjadi hari yang dinanti petani padi organik di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Mereka akan menuai hasil dari padi yang ditanam dan dipeliharanya.
Pada masa panen raya kali ini dipimpin langsung Wali Kota Bogor Bima Arya di kawasan Agro Eduwisata Organik (Aewo) Mulyaharja, pada Minggu kemarin.
Panen padi organik sebanyak 10 ton per hektar sawah ini juga menjadi panen terakhir Bima Arya di ujung masa jabatannya sebagai wali kota Bogor.
“Ini adalah panen terakhir saya sebagai wali kota, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang sudah bersama-sama, berikhtiar, berkolaborasi, berinovasi dari mulai camat, lurah, DKPP yang saling berkolaborasi dan konsisten berkarya,” ujar Bima Arya dikutip Senin, 11 Desember 2023.
Menurutnya, Aewo Mulyaharja ini contoh nyata tidak ada yang tidak mungkin jika konsisten. Ia ingat betul kala pertama kali ke Mulyaharja sekitar delapan tahun lalu.
Kala itu, suasana sangat berbeda, sawahnya cantik dan wilayahnya menarik, namun belum banyak kegiatan. Namun seiring berjalan waktu dan berganti camat dan lurah, bertambah banyak juga kegiatan yang dikerjakan secara konsisten dan bersama-sama.
“Saya titip betul, siapapun wali kota-nya jangan pernah ini jadi perumahan. Kita jaga, kita kunci supaya tidak saja ini bertahan tapi juga terus berkembang. Bukan hanya ada padi, tapi ada warung kopi, UMKM, kegiatan seni dan berbagai macam kegiatan yang ujungnya membuat warga sejahtera,” imbuhnya.
Sekali lagi, ia menegaskan, untuk benar-benar menjaga lahan Aewo Mulyaharja ini agar warga lebih sejahtera. Bukan hanya untuk konten dan kegiatan-kegiatan, namun betul-betul warga setempat bisa lebih sejahtera.
Pendapatannya naik, tidak ada lagi pengangguran atau mendapat pekerjaan, anak-anak bisa sekolah hingga kuliah, dan semuanya tetap kompak serta solid.
“Sekali lagi saya titip supaya ini tidak berubah, akan sangat sedih kalau saya ke sini dan melihat ini dikuasai pengembang. Kita niatkan dan jaga bersama-sama,” ujar Bima Arya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi menyampaikan, sesuai Perda 6/2021, lahan pertanian di Kota Bogor harus dipertahankan.
Saat ini, total lahan pertanian yang ada di Kota Bogor seluas 127,42 hektare dan lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas sekitar 58,66 hektare.
Lahan-lahan pertanian tersebut tersebar di tiga kecamatan di Kota Bogor, yakni Kecamatan Bogor Barat, Bogor Selatan, dan Bogor Timur.
“Sementara tiga kecamatan lainnya lahan pertanian sudah habis untuk pembangunan. Jadi lahan di sini harus tetap dijaga dan dilindungi agar tidak ada lagi pengembang yang menggusur lahan pertanian. Apalagi ini modal Kota Bogor untuk memproduksi padi sebagai sumber kebutuhan hidup,” katanya.
Chusnul menerangkan, lahan sawah di Mulyaharja bukan milik Pemkot Bogor. Pemkot Bogor hanya membantu dari regulasi saja. Namun, diamanat UU lahan pertanian bisa dibeli Pemkot Bogor selama ada anggaran.
Di Mulyaharja sendiri totalnya ada 23 hektare lahan sawah, dengan rincian tiga hektare lahan sawah organik dan 20 hektare lahan sawah non organik yang dikelola dua Kelompok Tani Dewasa (KTD).
“Panen sekarang mengalami peningkatan dari 8 ton per hektar menjadi 10 ton per hektare,” sebutnya.