Bogor24Update – Momen peringatan Hari Guru Nasional di Kabupaten Bogor tercoreng usai adanya peristiwa penyegelan sekolah di wilayah Cileungsi.
Sekolah tersebut diketahui bernama Widya Kusuma (WK). Kabar menyebutkan bahwa kondisi itu terjadi lantaran persoalan utang antara yayasan dengan pemilik lahan.
Camat Cileungsi, Adi Hendriyana menjelaskan, persoalan utang tersebut melibatkan PT Mentari dan PT Tata, dimana yayasan Wijaya Kusuma itu berada dibawah naungan PT Tata yang telah didirikan sejak 2000 silam.
“Sekarang yayasan itu belum bisa membayar utang kepada PT Mentari karena yang bersengketa itu ada tiga. PT Mentari selaku pemberi pinjaman, PT Tata selaku peminjam, kemudian ada yayasan juga yang punya sekolah,” jelas Adi kepada wartawan, Senin 25 November 2024.
Diketahui, PT Tata yang memiliki Yayasan Widya Kusuma disebut mempunyai utang ke PT Mentari dengan nominal Rp4-5 miliar sejak tahun 2018.
Menurutnya, persoalan utang itu dibuat dengan perjanjian khusus sehingga otomatis tanah milik PT Tata yang menjadi lokasi sekolah kini dikuasai oleh PT Mentari beserta sertifikatnya yang telah berganti kepemilikan.
“Tiba-tiba tahun 2024 nih hutang harus dibayar, pihak PT Tata tidak bisa membayar, otomatis dikuasai oleh PT Mentari karena mungkin perjanjian mereka dalam sekian tahun tidak membayar otomatis tanah itu milik PT Mentari,” ucapnya.
Namun Adi sangat menyayangkan keputusan PT Tata yang terus menerima siswa baru di sekolah yang disisi lain menjadikan tanah di tempat tersebut sebagai jaminan utang.
“Yang lalai ini PT Tata nya sama yayasannya, harusnya saat dia sudah tidak bersedia atau tidak berkemampuan untuk membayar jangan menerima siswa terus, ada batasan sampe nunggu lulus dulu semua. Kalau ini mah ayo aja menerima siswa, akhirnya kelabakan,” tuturnya.
Meski begitu, Adi mengungkapkan saat ini pihak Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Cileungsi sedang mengupayakan agar PT Mentari kembali membuka segel di sekolah tersebut.
“Kita coba menghubungi pihak Mentari sama Tata, ke Mentari juga kita minta sekolah itu jangan digembok dulu, dibuka dulu supaya anak-anak bisa sekolah karena yang berselisih ini antara PT, anak-anak mah gak tau apa-apa,” ungkapnya.
Sedangkan ke PT Tata, saat ini Adi mengaku sedang dalam proses komunikasi untuk mendapatkan jalan tengah agar para siswa bisa kembali bersekolah.
“Tapi kapasitas kami pun hanya sebatas melobi, menegosiasi, keputusan ada di mereka,” tutupnya.(*)