Bogor24Update – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mengklaim untuk lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) tidak terlalu signifikan di musim kemarau tahun ini.
“Kalau peningkatan kumulatif sebenarnya naik tapi dikit tidak signifikan dan di Kabupaten Bogor hanya punya satu alat deteksi,” kata Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Adang Mulyana, Selasa, 19 September 2023.
Menurut Adang, untuk kondisi parah atau tidaknya dilihat dari kejadian luar biasa (KLB), sampai saat ini tidak ada status tersebut untuk kasus ISPA.
“Kalau lihat kasus tren ISPA itu naik, tapi tidak tiba-tiba naiknya dan tak terlalu tinggi paling 4 sampai 5 persen,” jelasnya.
Selain itu, Adang menuturkan jumlah ini bisa disebut pola minimal maksimal dilihat dari tiga tahun kebelakang dan tahun sekarang.
“Bulan Januari selama tiga tahun 69 ribu itu maksimal, dan minimal 30 ribu kasus, tapi kalau dibandingkan dengan tahun 2023 di bawah maksimal, dan mulai naik bulan April sampai Juli, namun Agustus turun kembali,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan, jika dilihat data tahun 2023 ini tidak jauh beda dan tidak fluktuatif. Sedangkan sebarannya merata, namun tidak ada cluster.
“Bulan agustus mulai turun, tidak tahu September belum dilihat karena sudah mulai hujan,” tutur Adang.
Untuk data setiap kecamatan di tahun 2023, tertinggi wilayah Bogor Selatan, Ciawi sekitar 2 ribu kasus, meski tidak terjadi lonjakan secara signifikan.
“Wilayah Cibinong Raya cenderung turun di bulan Agustus, padahal daerah risiko tapi tidak naik maksimal kenaikannya,” katanya.
Bahkan, wilayah Bogor Barat, sambungnya, ada di Cigudeg dengan angkanya tidak ada kenaikan secara maksimal.
Sedangkan wilayah Bogor Timur, ada di Cileungsi sejak Januari sampai Maret menunjukkan tinggi, namun sekarang malah drastis turun.
“Kami tekankan lagi meskipun daerah industri tidak termasuk, karena tak ada yang cluster kasusnya,” pungkasnya.