Bogor24Update – Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mendorong pelestarian golok sebagai warisan budaya adiluhung leluhur Nusantara yang layak diperjuangkan untuk diakui dunia melalui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Disampaikan saat membuka gelaran Mahakarya pesona pusaka nusantara di Lantai 2 Botani Square Mall, Jalan Raya Pajajaran, Kota Bogor, Dedie menyebut golok adalah hasil karya yang harus dilestarikan.
“Golok merupakan karya karsa manusia yang berbudi luhur yang harus dilestarikan dan dijaga sedemikian rupa,” ujarnya dikutip, Minggu 3 Agustus 2025.
Dedie menilai gelaran Mahakarya Pesona Pusaka Busantara yang dilaksanakan 1 sampai 2 Agustus 2025 adalah momentum untuk memperjuangkan hal tersebut.
Apalagi, kata dia, pada gelaran itu juga terdapat 22 stan yang menampilkan berbagai macam jenis golok hingga keris dari berbagai daerah.
Dedie menjelaskan, empat filosofi dalam golok sebagai karya budaya yang sarat akan makna. Yang pertama, kata ia, golok merupakan simbol keseimbangan, kedua terkait bagaimana korelasi golok dengan alam dan pemiliknya, kemudian ketiga golok menggambarkan kejantanan.
“Dan yang keempat bahwa golok ini betul-betul warisan sesepuhan dari leluhur nusantara yang adiluhung. Sudah sepantasnya kita mendukung kegiatan ini dan tentu saja harus ada effort yang luar biasa untuk bisa menuju UNESCO. Dengan kebersamaan dan kolaborasi insyaallah akan terwujud,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu Dedie juga memberikan apresiasi kepada Ki Gatut Susanta, sosok tokoh Bogor yang telah menggagas gerakan Golok Road to UNESCO dan secara konsisten menyuarakan pentingnya pelestarian budaya lokal.
“Beliau punya keinginan yang gigih dan tulus dengan segala daya upaya. Insyaallah Pemkot Bogor akan membersamai beliau sampai ke UNESCO, dari Bogor untuk Indonesia dan dari Bogor untuk dunia,” ungkap Dedie Rachim.
Sementara itu, Ketua panitia mahakarya pesona pusaka nusantara Ki Gatut Susanta mengungkapkan, bahwa salah satu kendala menuju pengakuan UNESCO adalah belum adanya pengesahan golok secara nasional dari Provinsi Jawa Barat.
“Saya sudah ke UNESCO di Paris, juga sudah ke UNESCO di Indonesia, tapi kendala kita adalah belum adanya pengesahan golok secara nasional,” tuturnya.
“Jadi Yang sudah itu Betawi dan Banten, tapi Jawa Barat, pusatnya golok, belum ada yang disahkan secara nasional,” sambungnya.
Untuk mewujudkan mimpi itu, dirinya berharap, kolaborasi dari tiga provinsi besar, yakni Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta bisa menjadi kekuatan besar untuk mengangkat golok sebagai pusaka budaya dunia.
“Karena tekad kita dari Bogor untuk dunia ini sudah muncul dari beberapa tahun yang lalu. Semoga bisa segera disahkan sehingga dari 3 provinsi ini bisa menjadi kekuatan kita untuk mendorong golok di UNESCO ,” tutup Ki Gatut Susanta yang juga sebagai pembina golok pedang sepuh nusantara tingkat nasional.(*)