Bogor24update – 224 hari sisa masa jabatan kepemimpinan Wali Kota Bogor Bima Arya dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim dibahas sejumlah program kerja dan target yang akan dicapai dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Dalam Rakerda yang diadakan selama dua hari di Leuweung Geledegan Ecolodge, Kabupaten Bogor itu ada 16 poin target program yang dibahas.
Antara lain, penataan transportasi dan angkutan kota untuk Bogor semakin lancar, penyelesaian Jembatan Otista, revitalisasi pasar, penataan kawasan, Jembatan Merah, penataan Air Mancur, dan penataan Alun-alun Empang.
Selanjutnya, pembinaan terhadap Anak jalanan, PMKS dan ODGJ, penyelesaian Bale Ageung Batutulis, realisasi Bogor City Gallery dan Library, rencana perluasan RSUD, kampung santri sekolah satu atap, relokasi rumah rawan bencana, dan sentra kuliner.
Bima Arya mengatakan mengenai program penataan angkutan kota dan transportasi untuk memperlancar Kota Bogor semua sudah ada perencanaanya.
Dia meminta juga ketika jembatan Otista selesai dibangun, titik-titik yang menjadi hambatan harus selesai agar ruas jalan di Kota Bogor lancar.
Terkait revitalisasi pasar, Bima Arya meminta kepada Dirut Perumda Pasar Pakuan Jaya beserta jajaran, dinas terkait, camat, dan lurah fokus untuk menuntaskan penataan pasar.
Sedangkan mengenai program penataan kawasan ada beberapa titik yang menjadi fokus utama, selain di titik lainnya juga terus dilakukan penataan.
Diantaranya, yaitu kawasan Pasar Bogor dan Suryakencana, Jalan Nyi Raja Permas, Jalan Sawo Jajar, Jalan Dewi Sartika, Jalan Kapten Muslihat – Jembatan Merah – Jalan Veteran – Pasar Tumpah Devris. Selanjutnya, adalah penataan Air Mancur, dan Alun-alun Empang.
Mengenai permasalahan PMKS, Anjal, dan ODGJ, Bima Arya menyampaikan bukan soal estetika, namun tentang humanisme dan manusiawi.
“Setelah Januari saya masih lihat di emperan seperti ini rasanya nggak tuntas pekerjaan saya. Saya ingin rumah singgah ini diseriusi. Rumah singgah yang benar-benar nyaman,” katanya dalam keterangannya, Selasa, 23 Mei 2023.
Untuk program penataan Bale Ageung, Bima Arya meminta agar perencanaan dilakukan secara detail. Mengenai layanan kesehatan, dirinya meminta agar pelayanan kesehatan juga didekatkan kepada wilayah.
Bima Arya lanjut bercerita ketika negara-negara lain mengalami keterbatasan pelayanan kesehatan saat Pandemi Covid-19, Berlin mengalami surplus pelayanan kesehatan karena banyaknya layanan kesehatan, seperti puskesmas yang memadai di wilayah-wilayah.
Sehingga, sambungnya, di Kota Bogor juga perlu perencanaan untuk membuat puskesmas di setiap kelurahan dengan fasilitas lengkap rawat inap.
Hal itu bertujuan untuk lebih memudahkan masyarakat mengakses pelayanan kesehatan ketika butuh perawatan kesehatan.
“Itu semua momentum kita di 224 hari, itulah yang akan kita ikhtiarkan, yang akan kita prioritaskan bersama yang lain-lain,” katanya.
Bima Arya juga meminta kepada jajarannya dalam melaksanakan program-program tersebut dengan niat dan cara yang baik serta tidak ingin ada yang dilanggar, sehingga tidak menjadi beban persoalan di kemudian hari.
“Ikhtiar to the max tapi jangan sampai membebani masa depan. Saya ingin menutup ikhtiar di Bogor ini dengan husnul khotimah, tidak ada sedikitpun persoalan. Saya ingin clean and clear. Yang akan kita tinggalkan di Kota Bogor adalah keberkahan bukan persoalan,” ujarnya.