Bogor24Update – Guna mengantisipasi krisis air semakin meluas akibat kemarau panjang, Universitas Pertahanan (Unhan) RI terus eksplorasi dan urbanisasi ke wilayah terdampak kekeringan. Hingga saat ini hampir 50 ribu jiwa sudah dibantu eksplorasi sumur bor.
“Kita sedang melaksanakan kegiatan eksplorasi dan urbanisasi di beberapa wilayah mulai dari Lombok, Sumbawa, Pulau Moa, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan juga Bogor,” kata Rektor Universitas Pertahanan RI, Letnan Jenderal (Letjen) TNI Jonni Mahroza dikutip Minggu, 24 September 2023.
Selain itu eksplorasi sumur bor juga sudah dirasakan kurang lebih 9.400 keluarga atau sekitar 50.000 jiwa dibantu eksplorasi dengan dialirkan air ke setiap daerah.
“Jadi masalah air ini sangat penting bagi masyarakat di samping pangan dan energi,” imbuh Jonni.
Jonni mengungkapkan, daerah yang paling parah terdampak kekeringan ada di Pulau Moa, Maluku, bahkan karena itu setiap tahun hampir 1.000 ekor kerbau mati.
“Semoga di tahun ini tidak ada lagi kerbau mati di Pulau Moa, yang memang kawasan tersebut paling parah terdampak kekeringan,” kata Jonni.
Ketika ditanya bantuan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis untuk Indonesia, dijelaskan olehnya, sementara belum ada secara angka, namun mereka membantu secara teknologi.
“Kalau jangka pendek kita latih mahasiswa dan dosen tentunya nanti untuk masyarakat, bisa berdampak khususnya di pertanian dan perekonomian,” imbuhnya.
Unhan juga sudah melakukan pengairan di Kalimantan Tengah dan tim diterjunkan untuk melakukan pengecekan dan membuat formulasi mengenai perencanaan air.
“Kita juga sedang melakukan penelitian air laut akan diubah menjadi air tawar dengan sistem desalinasi, dan sedang dicoba serta dikembangkan dalam skala yang lebih besar,” ungkapnya.
Namun, ia menuturkan langkah konkret dan peran Unhan lebih banyak ke pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pendidikan, penelitian.
“Tentunya Unhan tidak akan mampu secara keseluruhan, tapi yang kita lakukan cukup signifikan yang sudah dirasa oleh kurang lebih 50.000 jiwa saat ini,” pungkasnya.