Bogor24Update – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bogor menetapkan besaran zakat fitrah di Kota Bogor untuk 1446 Hijriah sebesar Rp 45.000 per jiwa.
Penetapan itu melalui Rapat Pleno Penetapan Besaran Zakat Fitrah dan Pengesahan Petunjuk Pengelolaan Zakat Fitrah dan Infaq Ramadhan yang dilaksanakan di Kantor Baznas Kota Bogor pada Rabu, 5 Februari 2025.
Wakil Ketua 1 Baznas Kota Bogor, Subhan Murtadla menyatakan bahwa penentuan besaran zakat fitrah ini didasarkan pada Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 52 Tahun 2014.
“Besaran zakat fitrah adalah 2,5 kg beras per jiwa atau senilai Rp 45.000 dengan acuan harga beras medium Rp 13.000 per kg,” jelas Subhan dikutip Kamis, 6 Februari 2025.
Ia lanjut menjelaskan, zakat dalam bentuk uang ini dipilih dengan mempertimbangkan kebiasaan masyarakat Kota Bogor yang umumnya mengonsumsi beras medium.
“Namun bagi yang biasa mengonsumsi beras premium dan ingin lebih afdhol dapat menunaikan zakat fitrah dengan beras premium,” imbuhnya.
Selain zakat fitrah, rapat pleno juga menetapkan besaran fidyah untuk mereka yang tidak dapat berpuasa selama Ramadan, yakni sebesar Rp 20.000 per jiwa per hari.
“Nilai fidyah ini mengacu pada perhitungan bantuan biaya hidup harian fakir terlantar di Kota Bogor,” ungkap Subhan.
Subhan mengatakan bahwa penerimaan zakat fitrah masyarakat dilakukan di Baznas Kota Bogor, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) masjid, musala, sekolah, dan yayasan.
“UPZ yang telah mendapatkan SK dari Baznas Kota Bogor, diperkenankan menghimpun zakat fitrah, dan dapat mengelolanya secara mandiri dengan kewajiban melaporkan pengelolaan kepada Baznas Kota Bogor,” jelasnya.
Rapat pleno ini turut dihadiri oleh Pimpinan Baznas Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor, Kementerian Agama Kota Bogor, serta dari MUI Kota Bogor.
Wakil ketua IV Baznas Kota Bogor Hussen As Soleh menambahkan, penetapan tersebut diharapkan masyarakat Kota Bogor dapat menunaikan zakat fitrah sesuai ketentuan yang berlaku dan mendukung pengelolaan zakat yang aman secara syar’i, regulasi, dan NKRI.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Bogor KH TB Muhidin dalam rapat tersebut menjelaskan bahwa Islam itu dalam pengaturan beribadah, salah satunya terkait dengan kewajiban membayar zakat fitrah itu mendasari pada kebiasaan pada bahan pokok yang dikonsumsi dan kemudahan untuk lebih meringankan dalam menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.
“Kemudian untuk pembayaran fidyah juga didasarkan pada kemudahan dan jangan memberatkan karena prinsip yang harus ditunaikan 1 mud, jika dikonversi dan ditularkan ke komoditas pokok yakni beras itu kurang lebih 2 liter, jadi jika di rupiahkan menjadi 20.000 per hari untuk satu kali makan orang miskin,” tambahnya. (*)