Bogor24Update – TNI Angkatan Udara (AU) menegaskan pesawat latih jatuh di kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana Anyar, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, layak terbang.
Tak hanya itu, pesawat yang menyebabkan Pilot Marsma TNI Fajar Adriyanto meninggal dunia tersebut juga sudah berizin.
Penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja.
“Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu,” ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana dalam keterangan tertulisnya, Minggu 3 Agustus 2025.
Nyoman menjelaskan, pesawat milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) tersebut lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara sebagai bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan.
Saat itu, kata dia, pesawat mengalami hilang kontak sekitar pukul 09.19 WIB sebelum akhirnya ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, induk olahraga dirgantara nasional yang berada di bawah binaan TNI AU,” jelas Nyoman.
TNI AU bersama unsur terkait telah melaksanakan evakuasi dan pengamanan lokasi kejadian serta memastikan seluruh prosedur penanganan berjalan sesuai ketentuan.
Jenazah Marsma TNI Fajar saat ini berada di RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk prosesi selanjutnya, sementara lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan dengan garis pengaman oleh aparat.
“TNI AU menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia,” tutupnya.
Sekedar informasi, Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”.
Dalam karirnya Marsma TNI Fajar Adriyanto pernah mengemban berbagai jabatan strategis, antara lain Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau.
Ia dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003.(*)