Bogor24update – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mematangkan realisasi pengembangan moda transportasi berbasis trem di wilayahnya. Teranyar, Pemkot Bogor mencari investor untuk pendanaan trem yang sesuai kebutuhan mencapai Rp1,7 triliun.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, dua hal yang menjadi pembahasan kemarin dalam rapat koordinasi antara Pemkot Bogor dengan perwakilan Colas Rail sebagai kontraktor untuk trem nanti. Yakni pendanaan dan teknis.
Dari feasibility study (FS) yang sudah ada, dikatakan Syarifah, pihaknya akan melakukan pendetailan dengan menyusun kebutuhan finansial dan persiapan teknis. Yang nantinya akan sangat berfungsi mencari investor untuk pembiayaan trem.
“Jadi kita harus punya alternatif mencari pendanaan, itu tidak hanya ke government. Selama ini kan kita mencoba mencari dananya ke pemerintah Prancis, dicoba juga ke negara lainnya atau misalnya dengan swasta, nah itu yang dipersiapkan,” katanya.
Selain itu, Pemkot Bogor juga diminta untuk menelusuri mengenai jalur untuk trem. Termasuk di dalamnya meliputi ketersediaan lahan, depo, infrastruktur maupun utilitas.
Kemudian, Pemkot Bogor juga berupaya komunikasi dengan kementerian – kementerian terkait. Bahkan hingga ke Dirjen Perkeretaapian dan Korlantas Polri.
“Jadi pertemuan lebih kepada penyiapan dari materi-materi yang lebih detail, nanti setelah itu kalau sudah ada kita mencoba kerja sama dengan BKPM pusat untuk cari investor. Jadi kita bikin ada kegiatan semacam launching, perencanaannya untuk mencari investor dan sebagainya,” paparnya.
Kendati demikian, Syarifah mengakui masih ditemukan banyak kendala didalamnya. Ia menyebut rencana pengembangan trem harus dimulai dan diurai sedikit demi sedikit. Terutama pada dua hal tersebut, yakni pendanaan dan teknis.
“Karena trem nanti operasionalnya bergabung dengan moda yang lain, dengan kendaraan yang lain di dalam satu jalan. Jadi kendalanya itu akan sangat banyak, tapi itu harus diurai dan dipersiapkan sedikit demi sedikit,” katanya.
Adapun, sambung dia, hal yang bisa dikerjakan dalam waktu dekat yakni mencari sumber pendanaan. FS yang ada bisa dijadikan satu – satunya modal untuk menggaet investor.
“Tidak hanya sekedar FS, juga dari segi finansial. Jadi kalau misalnya sudah sampai ke dokumen yang kita cari investor. Jalurnya lewat mana, di setiap jalur itu harus ada informasi yang jelas. Termasuk utilitas yang ada itu ada apa saja? Harus sudah sampai detail. Nah itu yang diperlukan,” kata Syarifah.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Rudy Mashudi menjelaskan, untuk kebutuhan pendanaan trem yang termuat dalam FS sebesar Rp1,7 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, sambungnya, tidak mungkin mengandalkan APBD Kota Bogor.
“Karena itu kami mengusahakan pendanaan dari luar baik pengusaha nasional maupun luar negeri. Nah kemarin ketemu dengan pemerintah Prancis dengan pak wakil wali kota Bogor,” terang Rudy, Jumat 13 Januari 2023.
Ia menambahkan, kerja sama terkait pendanaan trem ini juga formatnya g to g (government to government) melibatkan pemerintah pusat dan komunikasi yang dibangun harus intens. Karena selain Kota Bogor, pengembangan trem ini diinisiasi juga daerah lain, seperti Semarang dan Surabaya.
“Ini memang pekerjaan panjang, tapi tahapan-tahapannya terkait regulasi, teknis dan pendanaan terus kami jalankan. Untuk teknis di tahun ini salah satunya di Jalan Otto Iskandardinata dengan memperhitungkan pembebanan trem termasuk rel trem,” paparnya.
Dari studi kelayakan dilakukan Colas Rail, trem di Kota Bogor akan menempuh rute sepanjang 8 kilometer dengan sistem looping tol Jagorawi, terminal Baranangsiang, Jalan Otto Iskandardinata, Juanda, Kapten Muslihat, Nyi Raja Permas, Dewi Sartika, Sawo Jajar, Sudirman, dan Pajajaran.
Pada trase pertama itu, trem akan terintegrasi dengan program strategis nasional, yaitu perpanjangan jalur kereta perkotaan antara Jakarta, Bogor sampai Lido Cigombong. Selain itu, terintegrasi juga dengan Light Rait Transit atau LRT Jabodebek yang saat ini lintasan pelayanannya sudah mencapai Cibubur.
Pemkot Bogor sendiri memiliki target untuk trem sudah bisa beroperasi pada 2026 mendatang. “Semua ikhtiar kita upayakan untuk mewujudkan pengembangan trem di Kota Bogor. Nantinya ada 17 stasiun dan trem-nya baru,” kata Rudy. (Haris)