“Ini bukan soal gengsi, tapi ini satu kebutuhan dan keharusan kita untuk menjaga kota Bogor agar tetap ramah lingkungan dengan program berkelanjutan,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Founder PlusTik, Reza Hasfinanda mengatakan, d<span;>ari data yang dimiliki PlusTik, pengelolaan sampah plastik rendah nilai menjadi paving block, merupakan yang pertama di Indonesia.
Pengelolaan sampah dari TPA menurut Reza Hasfinanda, jarang dilakukan karena perlu kerja ekstra dalam memilah sampah plastik pada gunungan sampah, yang kemudian harus dibersihkan kembali hingga bersih.
“Jika pengelolaan dihulu tidak dilakukan, maka sampah plastik akan tetap berada abadi di TPA,” katanya.
Itulah yang kemudian mendasari PlusTik untuk masuk ke TPA, dan sejak April hingga Desember 2022 pihaknya berhasil mengolah 35 ton sampah plastik rendah nilai, seperti kemasan mie instan, kantong kresek, bungkus kopi, popok bayi dan sebagainya di TPA Galuga Kota Bogor menjadi paving block.
“Kami berterima kasih kepada pak wali dan pak wakil karena berawal ketemu, kemudian ngobrol, hingga kita diizinkan untuk olah sampah plastik di TPA. Support Pemkot, Kepala Dinas Lingkungan Hidup sangat luar biasa. Kita kerja bareng mengolah sampah memperbaiki lingkungan,” pungkasnya. (Bonz)