Bogor24Update – Perayaan tahun baru Imlek digelar dengan berbagai macam acara, di Swiss-Belinn Bogor, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor merayakannya dengan penampilan wayang potehi.
Penampilan wayang potehi kali ini, mengusung tema Harmony Heritage Embracing Prosperitt in Cultural Splendorm. Pagelaran ini, jarang digelar oleh masyarakat maupun warga keturunan sehingga salah satu hotel di Kota Bogor ini menyuguhkan, pagelaran wayang sekaligus untuk memanjakan penggunjung hotel.
“Tema penampilan ini, kami sangat-sangat peduli dengan warisan budaya Cina, perayaan tahun baru Imlek, bukan hanya menyediakan makanan yang khas saja, dan salah satu edukasi kami,” kata GM Swiss-Belinn Bogor, Yuni. J. Marischa, kepada Bogor24Update, Sabtu 10 Februari 2024.
Menurutnya, dengan pertunjukan ini ingin lebih mengenalkan lebih luas budaya Cina. Terutama pada momentum seperti perayaan tahun baru Imlek.
“Kita disini juga bukan hanya wayang potehi, melainkan kita menampilkan bela diri Wushu dan menampilkan barongsai,” ujar dia.

Sementara itu, dalang wayang potehi, M. Ilham Sepri mengatakan, sebagai regenerasi gen-z, penampilan wayang tersebut. Cerita yang ditampilkan ini, merupakan tentang problema anak muda yang menjadi perantau.
“Jadi menceritakan sosok Michael, yang kedua orangtuanya menunggu kedatangan anaknya di kampung,” kata dia.
Cerita sosok pemuda yang fokus dalam berkarir ini hingga sukses, merupakan sebuah cerita atau pengalaman dalam seseorang. Dengan, berkarir sehingga pemuda ini, lupa bahwa dirinya masih punya keluarga terutama kedua orangtuanya.
“Ini salah cerita yang ada pada regenerasi Gen-Z, yang pada dasarnya mereka dirindukan oleh kedua orangtuanya, yang berharap kedatangannys, setelah lama merantau,” jelas dia.
Setiap penampilan sejak berdirinya dua tahun terakhir, dalam pagelaran wayang potehi ini, selalu menceritakan yang berbeda-beda cerita tentang keluarga, mulai percintaan, bahkan ada juga menceritakan tentang daerah, cerita pabel, shio-shio, kadang cerita klasik, atau kalau di Indonesia terkenal kera sakti
“Kendala ada, apalagi jika menirukan suara tokoh misalnya, suara tokoh dari kera sakti, atau gogom. untuk wayang sendiri, ada tiga yaitu wayang golek, wayang kulit, wayang potenhi, jarang didengar oleh orang, dan perlu di budiaya, dan saya sebagai anak muda tuh harus bisa menjadi dalang,” ungkapnya.(*)