Bogor24Update – Kuluwung atau meriam karbit di Kecamatan Sukamakmur dan Sukamulya, Kabupaten Bogor memiliki catatan sejarah hingga menjadi tradisi turun temurun.
Konon Kuluwung sudah ada di Kecamatan Sukamakmur sebelum era kemerdakaan Republik Indonesia.
Namun, Kuluwung mulai dipopulerkan oleh warga setempat sejak tahun 1967, sebagai sarana membangunkan warga atau penanda waktu sahur pada bulan Ramadan.
Setelah puasa selesai, para warga berbondong bondong membawa kuluwung menuju satu titik lokasi yakni perbatasan antara Desa Sukamakmur dan Desa Sukamulya untuk diadu, guna memeriahkan hari raya Idul Fitri dan ajang silaturahmi antar warga.
“Ini untuk memperingati Idul fitri awalnya Kuluwung terpisah-pisah, digunakan hiburan malam untuk membangunkan orang sahur,” ujar Ketua Divisi Seni Budaya Karang Taruna (Katar) Kecamatan Sukamakmur, Apep Irsad, Rabu, 3 Mei 2023.
Selain itu, Apep menjelaskan, bahwa selain untuk merayakan lebaran dan membangunkan sahur, dahulu kuluwung dibuat untuk adu gengsi antara warga Desa Sukamakmur dan Desa Sukamulya.
Dimana, Desa yang paling lama menyalakan kuluwung dan suara dentumannya yang paling keras, Desa tersebutlah yang menjadi pemenangnya.
“Saling adu kencang, peraturan lombanya lama lama karbit, siapa yang paling lama membunyikannya dia yang menang,” jelasnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, kini kuluwung menjadi festival budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat Kecamatan Sukamakmur.
Bahkan saat ini, kuluwung tidak lagi dijadikan ajang perlombaan, namun hanya sekedar hiburan untuk masyarakat.
“Tapi sekarang karena ini festival jadi hiburan saja untuk membuktikan kita punya budaya ini. Karena sudah dijadikan festival, karbit masih banyak tapi disudahi kalau sudah magrib,” ungkap Apep.
Untuk ukuran sendiri kata Apep, rata rata kuwulung di Kecamatan Sukamakmur memiliki ukuran panjang 6 meter untuk yang kecil dan 8 meter untuk kuluwung yang besar.
Apep berharap, bahwa untuk perayaan festival selanjutnya, pihaknya akan terus menambahkan jumlah meriam karbit, bahkan ingin membawa Kecamatan Sukamakmur mendapatkan rekor muri dengan jumlah kuluwung terbanyak.
“Setiap tahun nambah, tahun ini 100 lebih, di Desa Sukamulya sekitar 60an di Desa Sukamakmur 50an. Bahkan tahun depan pengen masuk rekor muri, sementara kan yang paling banyak di Pontianak 150, kenapa engga Sukamakmur,” tandasnya.