“Harga paling maksimalnya mengikuti harga eceran tertinggi (HET). Karena kita mendapatkannya langsung dari distributor.
Jadi kalo misal masyarakat nyari minyak atau beras gak ada, bisa datang ke sini,” tuturnya.
“Jadi bukan tujuannya menyaingi pedagang. Karena yang kita sediakan hanya komoditas tertentu yang langka atau mahal,” imbuhnya.
Syarifah juga menambahkan, guna mencegah adanya oknum yang memanfaatkan peluang yang mengambil barang lalu menjualnya kembali, pihaknya memberi batas minimal transaksi pembelian.
“Jadi setiap konsumen hanya boleh maksimal 2 kilo Minyakita dan 2 karung beras,” ujar Syarifah.
Ke depan, pihaknya menargetkan akan menambah Pusat Pangan Tampian di sejumlah titik, khususnya di pasar tradisional yang ada di Kota Bogor.
“Rencana kami akan buka lagi di Pasar Anyar. Karena komoditas akan berubah-ubah menyesuaikan barang yang sedang tinggi ataupun langka. Karena itu memang sudah tugas pemerintah,” tuturnya. (Haris)