Bogor24update – Gotong Royong. Ya, kata itu kerap terngiang di telinga kita. Namun faktanya, aktifitas itu kini mulai memudar di masyarakat, khususnya di perkotaan, dimana masyarakatnya banyak disibukan dengan rutinitas.
Gotong Royong atau kerja bareng seluruh lapisan masyarakat di satu wilayah, memiliki makna positif yang terkandung didalamnya. Selain menumbuhkan rasa persatuan antar warga, juga menjadi ajang silaturahim satu sama lain.
Meski Gotong Royong ini masih sering kita temukan khususnya di wilayah perkampungan, namun hal itu tidak serta merta bisa diikuti oleh minimal separuh dari masyarakatnya. Pergeseran budaya “hasanah” tampak terlihat.
Upaya penerapan Gotong Royong yang hingga kini masih dipertahankan, salah satunya di wilayah Bantarjati Kaum RT.03/10, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor.
Mereka tampak disibukan dengan kegiatan pembuatan tenda untuk penyelenggaraan Maulud Nabi besar Mahummad SAW. Padahal, acara tersebut sedianya akan digelar masih sepekan kedepan.
“Bukan pembuatan tendanya yang kita lihat, tapi bagaimana msyarakat atau warga itu guyub dan bisa bersilaturahim,” ujar ketua RT.03/RW.10, Sungkono kepada bogor24update, Minggu 1 Oktober 2023.
Diakui Sungkono, tidak semua warganya turut terlibat. Menurutnya, warga kini memiliki kesibukan masing masing, bahkan diantaranya ada pula yang tengah terbaring sakit.
“Untuk kali ini memang tidak bisa ikut. Tapi insyaAllah, dalam kegiatan lain mereka bisa juga ikut. Dan yang kali ini ikut, dikegiatan berikutnya bisa saja tidak, karena mungkin saja ada kepentingan yang tidak bisa ditinggal. Jadi bisa bergantian,” paparnya.
Yang terpenting, sambung Sungkono, kegiatan kemasyarakatan yang ‘Hasanah’ atau baik ini, tetap kita pertahankan. Sehingga sesuatunya bisa dikerjakan dengan mudah dan biaya yang dibutuhkan pun tidak menguras kas yang ada.
“Ini tetap kita pertahankan, karena ini sangat baik untuk kita. Warga baru yang belum kenal, bisa jadi kenal dan akrab dengan warga lain. Tak ubahnya seperti kegiatan ronda malam dan kegiatan keagamaan lainnya,” jelasnya.

Diketahui, pelaksanaan Maulud Nabi besar Muhammad SAW, sudah menjadi kebiasaan secara turun temurun di Kampung Bantarjati Kaum.
Meski secara menyeluruh Maulud Nabi ini telah dilaksanakan di Masjid Jami Al Mustofa, namun atas kecintaannya kepada Rasulullah, masyarakat setempat ada yang memperingatinya pula di musala-musala yang ada.
“Ini kan ungkapan rasa syukur, gembira dan bahagia dengan dilahirkannya Rasulullah sebagai Nabi Akhir Zaman, yang telah menuntun kita ke jalan kebaikan yang diridhai Allah,” tutup Sungkono.
Usai kerja bakti atau gotong royong, kemudian dilanjutkan dengan acara makan berjamaah (bersama), dibarengi dengan kelakar yang lebih menghangatkan suasana.