Bogor24Update – Anggota Komisi I DPR-RI, Anton Sukartono Suratto, menekankan kepada pihak TNI agar bertanggung jawab atas ledakan dan kebakaran gudang peluru di Desa Ciangsana , Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor yang berdampak pada warga sekitar.
“Kita sampai saat ini belum mengetahui penyebab pasti dari musibah ini, dan saya akan bertanya pada Panglima saat rapat kerja dengan Komisi 1 nanti untuk mengetahui penyebabnya,” ungkap Anton, Senin 1 April 2024.
Baca Juga : Ledakan Gudang Peluru Gunungputri, 135 KK Diungsikan dan 31 Rumah Rusak
Meskipun pihak TNI belum memberikan informasi tentang penyebab ledakan tersebut, Anton menilai penting bagi pihaknya dan juga masyarakat untuk mengetahui penyebab ledakan agar kejadian serupa tidak terulang.
“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, jika ada korban jiwa, hal tersebut akan menjadi permasalahan serius bagi kita semua, dan kita harus memastikan hal ini tidak terjadi lagi,” jelasnya.
Baca Juga : Gudang Peluru di Gunungputri Meledak, Panglima TNI : Itu Amunisi Kadaluarsa
Karena itu, kata Anton, pihak TNI harus bertanggung jawab dan mengganti rugi atas dampak yang ditimbulkan.
“Kami juga akan menanyakan kepada Panglima apakah rumah-rumah yang rusak akan diperbaiki atau tidak. Jika Pangdam Jaya tidak mengambil tindakan, maka kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” tegasnya.
Baca Juga : Warga Sekitar Kebakaran Gudang Peluru di Bogor Dievakuasi
Selain itu, Anton juga menyoroti masalah amunisi kadaluarsa yang diduga menjadi penyebab ledakan, dan menyatakan kekecewaannya karena hal tersebut menunjukkan kelalaian pihak TNI.
“Harus ditelusuri mengapa amunisi kadaluwarsa tidak dimusnahkan, apakah tidak ada prosedur pemeriksaan atau bagaimana? Ini akan kami tanyakan, dan kami tidak akan mengizinkan hal seperti ini terjadi lagi,” tandasnya.
Sebelumnya, tercatat sebanyak 135 KK diungsikan akibat ledakan gudang peluru di Desa Ciangsana, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Kepala Desa Ciangsana, Udin Saputra mengungkap, ratusan KK terdampak itu berada di dua wilayah yakni Kampung Parung Pinang Ciangsana dan kampung Ciparigi Bekasi.
“Kalau yang diungsikan dari Desa Ciangsana itu ada 85 KK yang terdiri dari 86 orang,” ungkap Udin. (*)