Bogor24update – Pertama kali di Kebun Raya Bogor dan di dunia, bunga Rafflesia Arnoldii R.Br mekar di luar habitatnya.
Di Kebun Raya Bogor, penantian mekarnya Rafflesia Arnoldii R.Br ini sejak tahun 2006 silam. Ketika pertama kali Rafflesia Arnoldii R.Br dikembangkan.
Habitat asli dari Rafflesia Arnoldii R.Br sendiri berada di Bengkulu. Dan saat ini kita bisa melihat di Kebun Raya Bogor.
“Karena Rafflesia Arnoldii R.Br. ini endemik hanya ada di Indonesia. Dan ini pertama kali di dunia, mekar di luar habitatnya,” kata salah satu peneliti BRIN, Sofie Mursidawati, Rabu 14 September 2022.
Dikatakan Sofie lebih lanjut, Rafflesia sendiri ada sebanyak 33 species di Dunia, 14 diantaranya ada di Indonesia dan 11 species merupakan endemik Sumatera. Sementara untuk jenis yang satu ini merupakan satu satunya di dunia sejak ditemukan oleh Raflles dan Joseph Arnold pada 1818 di hutan Sumatera.
“Spesices ini merupakan tumbuhan parasit yang sudah divonis susah tumbuh di kondisi yang tidak alami seperti di kebun raya,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, Rafflesia Arnoldii yang dikenal dengan sebutan Padma Raksasa ini masuk dalam daftar tanaman langka dan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1999 dan IUCN red list dengan status konservasi terancam punah.
“Parasit ini tumbuh di tanaman memanjat (climber) seperti tetrastigma sebagai tanaman inangnya. Nah inangnya yang ada ini usianya sudah 70 tahun. Jadi apabila tanaman inangnya mati maka, dia (Rafflesia Arnoldii) juga ikut mati,” terang Sofie.
Dijelaskannya, di wilayah endemiknya Rafflesia Arnoldii bisa mekar sempurna berdiameter sekitar 1 meter. Sementara untuk yang ada di Kebun Raya Bogor ini baru mekar dua hari lalu. Sementara untuk dapat mekar sempurna butuh waktu tiga hingga empat hari kedepan.
“Perkembangannya kita pantau terus 24 jam. Setelah mekar sempurna, biasanya bunga layu dan membusuk,” jelasnya.
Sementara itu, pihak pengelola Kebun Raya Bogor telah memasang kamera di sekitar lokasi mekarnya bunga tersebut, agar bisa dilihat melalui layar monitor oleh pengunjung yang ingin menyaksikan lebih dekat.
Hal ini dilakukan pihak pengelola dan peneliti agar perkembangan pemekaran sempurna tanaman langka ini tidak terganggu akibat, banyaknya pengunjung. (Bonz)